Program Makan Bergizi Gratis Tidak Ada Menu Susu, Begini Kata Wamensos
Wamensos Tanggapi Program Makan Bergizi Gratis Tidak Ada Menu Susu-ANTARA-
RADAR JABAR - Banyak orang terkejut saat melihat menu Program Makan Bergizi Gratis pada hari pertama, Senin (6/1), yang tidak mencantumkan susu.
Padahal, susu dikenal sebagai salah satu sumber kalsium penting, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Sebagai sumber nutrisi kaya gizi, absennya susu dari menu tersebut memunculkan banyak pertanyaan.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, memberikan klarifikasi terkait menu hari pertama yang terdiri dari nasi, ayam, tahu goreng, tumis kacang panjang, dan jeruk.
Agus menjelaskan bahwa susu tetap menjadi bagian dari Program Makan Bergizi Gratis, namun tidak disajikan setiap hari. Ia menambahkan bahwa menu susu akan tersedia dalam beberapa kesempatan mendatang, dengan rencana penyajiannya sekitar dua hingga tiga kali dalam seminggu.
“Untuk masalah susu itu direncanakan karena memang hari ini belum ada. Nantinya seminggu dua sampai tiga kali. Jadi memang tidak tiap hari. Tapi ditargetkan seminggu kira kira 2 sampai 3 kali untuk susu nya,” kata Agus saat memantau jalannya pelaksanaan Program makan bergizi gratis di SD Barunawati Palmerah, Senin, (6/1/2025).
BACA JUGA:Kepala Sekolah Ungkap Kecewa, Hanya 364 dari 1.138 Siswa yang Mendapat Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Wamendikdasmen Sebut Program Makan Bergizi Gratis Cegah Siswa Alami Pingsan
Program Makan Bergizi Gratis resmi dimulai serentak kemarin di 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia, yang ditujukan untuk mendukung kebutuhan gizi para pelajar.
Sementara itu, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Dedek Prayudi, menjelaskan bahwa program ini tidak menetapkan aturan bahwa ayam atau daging harus selalu ada dalam menu setiap harinya.
Dedek menjelaskan bahwa pemerintah memfokuskan pada penyediaan menu makanan bergizi yang memenuhi kebutuhan nutrisi bagi balita, siswa SD, SMP, SMA, ibu hamil, dan ibu menyusui. Selain itu, perhatian juga diberikan pada standar kebersihan produk serta pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
“Nah, kalau kita bicara standar menu, tidak ada standar menu. Misalnya, ada pemenuhan protein ya bisa saja hari ini tadi menunya adalah dada ayam dengan tahu. Bisa saja besok lusa dengan susu. Begitu juga dengan karbohidrat. Ada tadi anak yang tidak bisa makan nasi. Maka karbohidratnya, pemenuhannya dengan kentang. Saudara-saudara kita di Papua, pemenuhan karbohidratnya dengan sagu,” pungkasnya.
Sumber: