Pengaruh Musik pada Otak Manusia dan Cara Berpakaian, Ternyata Satanisme Hanya Tujuan Marketing

Pengaruh Musik pada Otak Manusia dan Cara Berpakaian, Ternyata Satanisme Hanya Tujuan Marketing

Pengaruh Musik pada Otak Manusia-Ilustrasi/Unsplash-

BACA JUGA:Fakta Menarik Festival Musik Coachella

Secara alami, manusia memiliki kebutuhan untuk berkumpul dengan orang-orang yang memiliki nilai atau minat yang sama. Dalam konteks musik, ini berarti berkumpul dengan mereka yang "sefrekuensi."

Selain itu, ikatan emosional yang kuat antara penggemar dan idola mereka turut memperkuat dorongan ini. Melalui konser atau kegiatan serupa, para penggemar merasa lebih terhubung, baik dengan musisi yang mereka idolakan maupun dengan sesama penggemar.

Dari fenomena ini, muncul pertanyaan menarik: dengan pengaruh musik yang sedemikian besar, apa lagi dampak mendalam yang mungkin tidak kita sadari?

Mengapa ada musisi yang memasukkan simbol-simbol satanis atau simbol pemujaan setan, padahal simbol-simbol tersebut jelas memiliki stigma negatif? Apakah ini merupakan upaya mereka untuk secara tidak langsung mengajak orang ikut menyembah iblis, atau mungkin ini bagian dari ritual khusus demi popularitas? Mari kita bahas lebih dalam.

Apa itu Satanisme?

Satanisme adalah paham atau kepercayaan yang mengarah pada penyembahan iblis atau setan. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana bisa ada orang yang menyembah setan, padahal dalam semua agama setan dianggap sebagai simbol keburukan?

Namun faktanya, ajaran ini cukup populer di luar negeri dan bahkan ada pengikutnya di Indonesia. Salah satu daya tarik yang membuat orang tertarik bergabung dengan ajaran ini adalah janji popularitas dan harta duniawi.

BACA JUGA:Sepak Terjang P Diddy Buat Label Musik Bad Boy Entertainment untuk Lancarkan Aksi Kriminal

BACA JUGA:5 Rekomendasi Gitar Listrik Populer Buat Kamu yang Hobi Musik

Dari sinilah muncul asumsi bahwa musisi yang menyelipkan simbol-simbol satanis sedang mempromosikan atau menyebarkan ajaran tersebut. Mereka diduga melakukan ini untuk mencapai popularitas atau mendapatkan kekayaan duniawi.

Lebih mengerikan lagi, beberapa di antaranya secara terang-terangan menyisipkan nilai-nilai satanisme dalam lirik lagu mereka. Jika ditelusuri lebih jauh, ada teori yang menyebutkan bahwa ucapan yang diulang-ulang dapat tertanam di alam bawah sadar seseorang. Alam bawah sadar ini memiliki pengaruh besar pada kehidupan manusia, termasuk motivasi dan perilaku. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian ilmiah.

Dengan demikian, seolah-olah ajaran satanisme ini dapat memengaruhi manusia melalui musik. Namun hingga saat ini, hal tersebut masih menjadi konspirasi dan misteri. Belum ada bukti yang benar-benar kuat bahwa satanisme dapat mengendalikan manusia lewat lagu.

Simbol Satanis Sebagai Strategi Marketing

Namun, jika kita membahas kemungkinan bahwa simbol-simbol satanis digunakan untuk mempromosikan popularitas, hal itu cukup masuk akal. Jika diperhatikan, musisi yang menyisipkan simbol-simbol ini biasanya menuai kontroversi.

Kontroversi tersebut membuat mereka dibicarakan di mana-mana. Ketika berita atau video yang membahas simbol-simbol ini menjadi viral, otomatis engagement mereka meningkat.

Sumber: