Dampak Kembali Terpilihnya Donald Trump bagi Ekonomi Negara Berkembang, Termasuk Indonesia
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.--Antaranews.com
RADAR JABAR - Ketika Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2016, banyak yang memperkirakan akan ada perubahan besar dalam kebijakan ekonomi, baik di dalam negeri AS maupun dampaknya terhadap negara lain, termasuk Indonesia.
Hal serupa terjadi pada Pemilu 2024, di mana Trump kembali unggul atas pesaingnya, Kamala Harris, dengan meraih sekitar 50,9 persen suara.
Kebijakan Trump yang mengutamakan proteksionisme dianggap menjadi tantangan signifikan bagi negara-negara berkembang.
Seperti pada masa sebelumnya, banyak yang memperkirakan Trump akan membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi global.
Dengan mengusung kebijakan "America First" dan proteksionisme, Trump kemungkinan akan menerapkan langkah-langkah yang lebih berfokus pada kepentingan ekonomi domestik Amerika Serikat.
Kebijakan ini tentu saja akan berdampak besar pada ekonomi global, termasuk negara berkembang seperti Indonesia yang sangat bergantung pada perdagangan dengan AS.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Mulai Naik, Kini Tembus Rp1,543 Juta per Gram
BACA JUGA:Kata Luhut tentang Larangan Penjualan iPhone 16 di Indonesia
Kebijakan Proteksionisme dan Dampaknya pada Perdagangan
Kebijakan proteksionisme Trump, seperti yang pernah diterapkan pada periode kepresidenan sebelumnya, bertujuan melindungi industri dalam negeri AS dari persaingan internasional. Dalam implementasinya, proteksionisme ini dapat berdampak buruk bagi negara berkembang.
Langkah-langkah seperti tarif impor yang tinggi dan pembatasan akses pasar bagi produk asing mengurangi daya saing produk dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki hubungan perdagangan yang signifikan dengan AS. Dengan proteksionisme yang mungkin meningkat, ekspor Indonesia dalam sektor-sektor seperti tekstil, elektronik, dan pertanian bisa menghadapi tantangan besar.
Tarif tinggi atau pembatasan impor dari AS akan meningkatkan biaya bagi eksportir Indonesia, membuat produk mereka kurang kompetitif di pasar AS. Kondisi ini berisiko mengurangi pendapatan ekspor Indonesia serta berdampak negatif pada lapangan kerja dalam sektor-sektor yang bergantung pada ekspor tersebut.
Tekanan pada Rantai Pasok Global
Kebijakan proteksionisme tidak hanya berdampak langsung pada perdagangan, tetapi juga pada rantai pasok global. Banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi bagian dari rantai pasok yang terkait dengan pasar AS.
Sumber: antaranews.com