Berhasil jadi Raksasa Ekonomi Asia, Ini 3 Rahasia Kemajuan Ekonomi Cina

Berhasil jadi Raksasa Ekonomi Asia, Ini 3 Rahasia Kemajuan Ekonomi Cina

Rahasia Kemajuan Ekonomi Cina-Ilustrasi/Unsplash-

Kesadaran ini semakin menguat dan mendorong pengiriman lebih banyak delegasi untuk melakukan studi banding yang lebih intensif. Tujuannya jelas, yaitu mempelajari bagaimana negara-negara dengan sistem ekonomi kapitalis berhasil mengelola perekonomian mereka dan membawa pengetahuan tersebut kembali ke Cina untuk diterapkan.

Selama kunjungan mereka, para pejabat ini sangat terkesan dengan tingkatan kehidupan sehari-hari para pekerja biasa di negara yang mereka kunjungi. Dalam laporan mereka, mereka mengungkapkan bahwa hanya dalam waktu sebulan, pandangan mereka benar-benar berubah.

Pengalaman yang mereka alami, baik yang dilihat maupun didengar, sangat mengejutkan dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan perubahan yang signifikan. Sebelumnya, mereka beranggapan bahwa negara-negara dengan sistem kapitalis itu terbelakang dan penuh kemewahan yang berlebihan.

Namun, setelah keluar dari lingkungan mereka sendiri, mereka menyadari bahwa kenyataan yang mereka temui jauh berbeda dari apa yang mereka percayai selama ini.

Perjalanan ini memicu pergeseran pandangan di kalangan pejabat Cina, di mana mereka mulai melihat bahwa beberapa bentuk liberalisasi mungkin diperlukan dan dapat membawa manfaat bagi negara mereka. Liberalisasi ekonomi di Cina tidak lepas dari dinamika politik internal. Salah satu aspek yang menarik adalah kecepatan perubahan ekonomi mereka pada era globalisasi.

2. Liberalisasi Negara

Terdapat perdebatan sengit mengenai pendekatan liberalisasi. Sebagian pihak, termasuk Amerika Serikat dan IMF, menganjurkan liberalisasi secara cepat dan menyeluruh, yang dikenal sebagai "terapi kejut." Pendekatan ini diterapkan di banyak negara, seperti Rusia dan beberapa negara di Amerika Latin.

Namun, Cina memilih jalur yang berbeda. Sementara ada yang menganjurkan perubahan drastis dan cepat, kelompok lain lebih mendukung pendekatan yang lebih bertahap dalam liberalisasi. Mereka berpendapat bahwa perubahan yang terlalu cepat dapat berisiko dan kurang efektif.

Faktanya, pengalaman banyak negara menunjukkan bahwa pendekatan bertahap, seperti yang dilakukan Cina, cenderung memberikan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang. Negara-negara yang memilih terapi kejut sering kali mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil dan bahkan kemunduran setelah periode awal yang gemilang.

Cina telah menunjukkan kecerdasan dalam menerapkan perubahan ekonomi. Alih-alih melakukan reformasi secara drastis, mereka memilih pendekatan yang lebih hati-hati. Beberapa wilayah dipilih sebagai percontohan untuk menerapkan sistem kapitalis.

Jika eksperimen ini berhasil, maka kebijakan tersebut akan diterapkan secara lebih luas. Proses liberalisasi ekonomi di Cina pun dilakukan secara bertahap. Sebagai contoh, sistem harga dua tingkat digunakan sebagai jembatan menuju sistem harga pasar.

Sistem harga dua tingkat ini kemudian dihapuskan. Pendekatan yang terukur dan bertahap ini menjadi kunci reformasi ekonomi di Cina. Liberalisasi dan industrialisasi harus berjalan seiring, namun dengan urutan yang tepat.

Sektor pertanian dapat menjadi contoh yang baik di negara-negara prindustri, di mana sebagian besar penduduk bekerja di sektor ini. Ketika negara tersebut mulai berindustrialisasi, masalah yang muncul adalah kurangnya keterampilan tenaga kerja pertanian untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

Untuk membangun negara yang modern dan melahirkan perusahaan-perusahaan yang mampu bersaing di kancah global, melibatkan seluruh masyarakat adalah kunci utama.

Cina, sebagai contoh, membuktikan hal ini pada dekade 1970-an. Sebagian besar penduduk Cina saat itu menggantungkan hidup pada pertanian komunal. Para pemimpin Cina kemudian mempelajari cara-cara modernisasi dari negara lain, terutama Jepang.

Keberhasilan Jepang dalam melakukan industrialisasi secara cepat pada era Meiji menjadi inspirasi bagi Cina. Melihat keberhasilan serupa di Taiwan dan Korea Selatan, Cina semakin yakin bahwa model Jepang adalah jalan yang tepat untuk mereka tempuh.

Sumber: