Mengerikan! Ini Alasan Negara-Negara Barat Selipkan Unsur LGBT di Banyak Game

Mengerikan! Ini Alasan Negara-Negara Barat Selipkan Unsur LGBT di Banyak Game

Alasan Negara-Negara Barat Selipkan Unsur LGBT-Concord game-

Pertama, alasan yang cukup umum dan telah banyak dibahas adalah bahwa investor dari perusahaan-perusahaan ini banyak dikuasai oleh BlackRock. Meskipun Elon Musk mungkin dikenal sebagai orang terkaya di dunia, sebenarnya BlackRock adalah perusahaan yang jauh lebih kaya dan berkuasa. BlackRock memiliki saham di hampir semua perusahaan besar, termasuk perusahaan film, game, makanan, elektronik, dan lainnya.

BACA JUGA:5 Games Balap iOS yang Segera Rilis di Tahun 2024, Termasuk Need For Speed Mobile

BACA JUGA:10 Game Android Terbaru dan Terbaik Rilisan Minggu Kedua Agustus 2024

Dengan kekayaan triliunan dolar, tujuan utama BlackRock bukanlah mencari keuntungan finansial semata, melainkan mempromosikan agenda sosial dan kampanye-kampanye tertentu. Mereka ingin agar konsumen membeli produk bukan hanya karena kualitasnya, tetapi juga karena mendukung agenda mereka.

2. Banyak Perusahaan Memperkerjakan Kaum LGBT

Kedua, banyak perusahaan dalam industri game saat ini dipenuhi oleh orang-orang yang sangat mendukung agenda "woke".

Baik dari segi mindset atau jumlah karyawan, banyak developer game besar yang secara internal sudah mengadopsi agenda ini, bahkan tanpa perlu konsultasi dari perusahaan konsultan "woke". Oleh karena itu, game-game yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar seringkali sudah mengandung unsur "woke" dari awal.

Intinya, era gaming saat ini membuat frustrasi banyak gamer, baik di Indonesia maupun di negara lain, karena mereka ingin bermain game untuk hiburan semata, bukan untuk menerima propaganda.

Ketika hiburan yang disediakan malah dipenuhi dengan propaganda, hasilnya adalah game yang dianggap tidak berkualitas. Sebaliknya, industri game di masa lalu, dengan cerita yang murni, desain karakter yang maskulin atau feminin yang menarik, jauh lebih menguntungkan dan memberikan pengalaman positif bagi gamer.

Ke depan, diharapkan para gamer lebih kritis terhadap game-game yang akan dirilis, apakah mereka mengandung unsur propaganda atau tidak, karena banyak perusahaan yang kini terpaksa memproduksi game dengan agenda tersebut.

Sumber: