Mengerikan! Ini Alasan Negara-Negara Barat Selipkan Unsur LGBT di Banyak Game

Mengerikan! Ini Alasan Negara-Negara Barat Selipkan Unsur LGBT di Banyak Game

Alasan Negara-Negara Barat Selipkan Unsur LGBT-Concord game-

BACA JUGA:5 Game Bertema Naruto 2D Terbaik yang Pernah Ada, Gak Kalah Seru dari Game 3D

BACA JUGA:6 Rekomendasi Game Roguelike Terbaik yang Cocok untuk Pemula, Ada Seri The Last of Us

Metode halus mungkin lebih diterima oleh beberapa gamer karena unsur agenda tersebut tidak terlalu mencolok atau mungkin mereka tidak menyadarinya. Contoh game yang menerapkan metode halus adalah The Last of Us, yang menonjolkan karakter perempuan dengan kemampuan aksi yang setara dengan karakter laki-laki.

Kampanye ini hanya memberikan pesan bahwa perempuan juga berhak memiliki peran yang sama dengan laki-laki. Meskipun terdengar positif, pada akhirnya, realitas seringkali tidak sejalan dengan idealisme tersebut, terutama dalam konteks peran dan pekerjaan perempuan dalam kehidupan nyata.

Selanjutnya adalah unsur-unsur yang ditampilkan secara gamblang, di mana kampanye dan elemen-elemen LGBT terasa memaksa dan sangat mengganggu. Hal ini dimulai dengan desain karakter game yang mewakili berbagai orientasi seksual, seperti gay, lesbian, dan lainnya. Masalah muncul ketika unsur-unsur tersebut dipadukan dengan agenda lain.

Contohnya adalah game buatan Sony yang gagal, yaitu Concord di mana karakter-karakternya terdiri dari wanita yang gemuk dan kekar, serta seringkali karakter-karakter tersebut juga menampilkan orientasi seksual yang tidak lazim.

Jika ada karakter laki-laki, biasanya mereka digambarkan dengan cara yang feminin. Bahkan, karakter-karakter seperti robot atau monster pun dipaksakan untuk mengandung elemen-elemen "woke".

Yang paling mengejutkan adalah desain karakter yang sengaja dibuat jelek, dengan tujuan untuk menonjolkan bahwa orang dengan penampilan kurang menarik masih bisa menjadi pahlawan dalam sebuah game.

BACA JUGA:Seru dan Berkualitas! Ini 10 Game Offline Terbaik Buatan Indonesia pada 2024

BACA JUGA:7 Rekomendasi Game Android 17 Agustusan Terbaik Tahun 2024, Jajal Lomba hingga Perang!

Dari pernyataan ini, saya menjadi bingung mengenai siapa yang sebenarnya mendiskriminasi—apakah kita, yang memilih untuk tidak mempermasalahkan hal tersebut, ataukah mereka yang terus-menerus mengusung agenda ini?

Ironisnya, banyak game dengan elemen "woke agenda" seperti Dust Bond, Concord, dan lainnya, mengalami kerugian finansial. Game-game tersebut hanya mampu menarik sedikit pemain yang tidak sebanding dengan biaya dan proses pembuatan game tersebut.

Di sisi lain, game-game yang tidak memasukkan unsur "woke" atau hanya menyindir secara halus malah mengalami kesuksesan, dengan pendapatan dan jumlah pemain aktif yang memuaskan.

Akhirnya, mari kita bahas mengapa meskipun sudah mengalami kegagalan dan kerugian besar-besaran, pihak-pihak yang terpengaruh oleh agenda "woke" masih terus memproduksi film dan game yang mengandung unsur tersebut.

Alasan Para Elit Memasukan Unsur Woke Agenda ke Dunia Hiburan

Perlu diketahui, bukan hanya industri game yang merugi; industri hiburan film, termasuk film anak-anak, film superhero, dan lainnya, juga mengalami kerugian besar akibat penerapan agenda "woke". Lantas, mengapa mereka tetap memaksakan hal ini? Berikut adalah beberapa alasan:

1. Agenda Terselubung

Sumber: