Begini Kronologi Mahasiswa Unpak Bogor Samapi Dibuntuti Aparat Usai Aksi di Jakarta

Begini Kronologi Mahasiswa Unpak Bogor Samapi Dibuntuti Aparat Usai Aksi di Jakarta

Begini Kronologi Mahasiswa Unpak Bogor Samapi Dibuntuti Aparat Usai Aksi di Jakarta --Istimewa

RADAR JABAR - Mahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor Reza Bhakti Nugraha memaparkan pernyataan yang dilontarkan kepada aparat saat aksi menolak revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) 2024, di Jakarta.

Pernyataannya yang dianggap kurang sopan kepada aparat kepolisian menjadi viral di media sosial, membuatnya menjadi sorotan publik.

Reza mengatakan, perkataannya tersebut terjadi secara spontan, bukan dengan niat yang disengaja.

"Saya tidak berniat mengucapkan hal tersebut, namun suasana saat itu memengaruhi saya. Apalagi, banyak mahasiswa lain juga mendapatkan perlakuan serupa dari pihak kepolisian,' ujar Reza saat ditemui wartawan, Jumat (24/5).

 

BACA JUGA:Gerindra Buka Kesempatan Partai Di KIM Calonkan Kadernya Dalam Pilkada 2024

BACA JUGA:KPU Bogor Umumkan Partai Pemenang dan Kursi DPRD 2024

 

Menurut pernyataan Reza, ucapannya tersebut terucap karena emosi yang tidak terkendali akibat situasi di lapangan.

Akibat ucapnya itu, Reza menerima berbagai ancaman melalui media sosial dan pesan WhatsApp, yang membuatnya terpaksa menonaktifkan akun media sosialnya.

"Sempat dapat ancaman di media sosial dari beberapa pesan IG maupun WA, oleh karena itu saya menonaktifkan media sosial saya," imbuhnya.

Ia menyebut, bahwa beberapa ancaman tersebut diduga berasal dari oknum tertentu yang diduga dari instansi.

"Oknum tersebut dapat nomor saya jujur saya juga gatau, pas saya buka hp tiba-tiba ada 800 chatt di WA dari nomor tidak dikenal yang kebanyakan dari instansi," tutur dia.

Tak hanya itu, dirinya juga menerima pesan ancaman dari nomor tak dikenal yang menyatakan mengetahui alamat rumahnya serta berencana untuk mendatanginya.

"Ada beberapa yang ngomong kek udah tau alamat rumah saya dan bakal disamperin ke rumah, ditungguin di kampus ataupun saat kemana mana terpantau," jelas dia.

Reza menyampaikan bahwa ia menduga ancaman-ancaman ini datang dari oknum tertentu karena beberapa dari mereka menggunakan foto profil resmi.

Menanggapi insiden ini, Wakil Rektor Universitas Pakuan, Andi Chairunnas menyatakan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan secara damai melalui musyawarah antara pihak kampus dan pihak yang merasa tersinggung.

"Permasalahan ini sudah diselesaikan dengan cara damai setelah saya menyampaikan permohonan maaf secara lisan,"katanya.

Universitas Pakuan ke depannya berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Para mahasiswa juga diingatkan untuk tetap menjaga emosi serta etika dalam menyuarakan aspirasi mereka.

"Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kami akan terus mengedepankan dialog untuk menyelesaikan setiap permasalahan," tutupnya.

 

Reporter: Muhamad Ilham Arizki

 

Editor: Sandi

Sumber: