7 Makanan Pengganti Nasi yang Bergizi, Alternatif Sehat untuk Diet!

7 Makanan Pengganti Nasi yang Bergizi, Alternatif Sehat untuk Diet!

Makanan Pengganti Nasi yang Bergizi--(Sumber Gambar: Pixabay/successcard)

BACA JUGA:12 Makanan Pengganti Nasi yang Rendah Kalori untuk Diet yang Berhasil? Cek Disini!

BACA JUGA:Ini 10 Manfaat Yogurt yang Baik Bagi Kesehatan, Bagus Untuk Diet?

 

4. Barley

Barley adalah biji-bijian dengan banyak manfaat kesehatan. Makanan pengganti nasi ini sangat cocok bagi mereka yang ingin mengonsumsi makanan tinggi serat.

Barley mengandung antioksidan lignan yang membantu melindungi sel dari kerusakan, serta memiliki serat dan protein yang lebih tinggi daripada nasi. Selain itu, barley juga kaya akan lebih dari 30 nutrisi, seperti fitosterol, beta-glukan, tokol, dan mineral yang dapat membantu memerangi penyakit asam urat serta kanker.

5. Shirataki

Shirataki, yang terbuat dari konjac, dikenal sebagai 'nasi ajaib' karena sangat rendah kalori dan karbohidrat. Teksturnya yang kenyal membuat shirataki sempurna sebagai pengganti nasi atau mie, terutama bagi mereka yang sedang diet atau mencari makanan rendah kalori tanpa mengorbankan kepuasan makan.

6. Jagung

Nasi jagung dibuat dari jagung yang dihaluskan dan direbus hingga lembut. Dengan rasa jagung yang manis, nasi jagung bisa menjadi pengganti nasi yang lezat dan cocok disajikan dengan sayur atau lauk.

7. Millet

Millet adalah biji-bijian kuno yang kaya akan protein dan serat. Millet menawarkan tekstur halus dan rasa manis yang memikat, menjadikannya alternatif serbaguna untuk berbagai hidangan. Millet dapat digunakan untuk membuat salad segar atau dimasak menjadi bubur yang lembut.

Memilih makanan pengganti nasi yang bergizi dapat membantu menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan karbohidrat tanpa harus mengonsumsi nasi putih.

Dengan alternatif seperti kentang, ubi, quinoa, barley, shirataki, jagung, dan millet, kalian bisa menikmati menu yang lebih beragam dan menyehatkan. Namun, sebelum membuat perubahan signifikan dalam pola makan, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.

Sumber: beberapa sumber