Padahal Kualitas Sudah Bagus, Ini Penyebab Film Animasi Indonesia Susah Maju
Penyebab Film Animasi Indonesia Susah Maju-kemenparekraf-
BACA JUGA:Film Animasi Seru Abis! Simak Sinopsis The Sandy Cheeks Movie Saving Bikini Bottom
Alasan paling kuat mengapa industri animasi di Indonesia sulit untuk maju adalah sifat audiens di Indonesia yang masih menganggap animasi atau kartun hanya untuk anak-anak.
Baik generasi tua, milenial, maupun generasi muda, banyak yang masih beranggapan bahwa kartun adalah untuk anak-anak.
Dampak dari stigma ini adalah animasi-animasi berkualitas tadi selalu memiliki alur atau plot yang terlalu ringan, di mana ceritanya selalu berputar pada alur yang sama tetapi dengan konsep atau episode yang berbeda.
Mari kita ambil contoh IP yang cukup terkenal di Indonesia seperti "Adit Sopo Jarwo" yang bahkan bisa merilis film pada tahun 2021. Meskipun serialnya memiliki kualitas yang konsisten, alur ceritanya mudah ditebak dan ditujukan agar dapat dinikmati oleh anak-anak.
Apakah solusinya tinggal membuat animasi dengan cerita yang lebih dewasa dan serius, baik dari segi humor maupun alur cerita?
BACA JUGA:4 Rekomendasi Film Animasi Tentang Semut, Lebih dari Sekadar Petualangan Seru!
Ternyata, hal ini tidak mudah dilakukan. Audiens di Indonesia masih menganggap animasi atau kartun hanya untuk anak-anak.
Karena stigma ini, animasi di Indonesia yang berani membuat cerita lebih serius atau dengan plot yang lebih mendalam malah tidak laku. Akibatnya, terjadi kekurangan dana karena mengalami kerugian. Kekurangan dana ini juga menjadi alasan umum mengapa industri animasi di Indonesia sulit maju.
2. Tidak Ada Dukungan dari Pemerintah
Banyak studio animasi di Indonesia masih bergantung pada pendapatan dari penjualan dan lisensi film serta merchandise. Sementara itu, animasi dari negara lain seperti Malaysia atau Jepang mendapatkan bantuan fasilitas dan dana dari pemerintah, sehingga secara fasilitas dan anggaran, animasi di Indonesia masih sangat terbatas.
Karena itulah, film animasi berkualitas di Indonesia masih sangat sedikit. Stigma masyarakat atau audiens di Indonesia yang menganggap animasi hanya untuk anak-anak menyebabkan industri ini sulit berkembang.
Animasi berkualitas bagus seperti "Kiko Animation" dan "Adit Sopo Jarwo" cenderung memiliki cerita yang terlalu ringan sehingga tidak bisa mengekspansi pasar audiens ke orang-orang yang lebih dewasa.
Jika industri film animasi ingin mencoba hal baru dengan membuat animasi yang kesannya lebih dewasa, baik dari segi komedi maupun cerita, sering kali hasilnya malah tidak laku.
BACA JUGA:Dari MAPPA Hingga Wit Studio, Ini Dia 7 Studio Animasi Terbaik Versi Penggemar
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan apresiasi audiens Indonesia terhadap animasi lokal yang berkualitas.
3. Audiens Lebih Menghargai Animasi Luar Negeri
Sumber: