10 Perbedaan Hindu India dan Hindu Bali dari Berbagai Sisi Keagamaan
Perbedaan Hindu India dan Hindu Bali-Ilustrasi/Pixabay-
Hindu India mengenal banyak hari raya keagamaan yang dapat dibedakan menjadi tiga kelompok. Pertama, festival keagamaan seperti Citra Furnima, Durga Puja, Nawara Tri, Dipawali, Holi, dan lain-lain.
Kedua, hari peringatan kelahiran tokoh suci (Jayanti) seperti Ganesha Chaturthi, Gita Jayanti, Walmiki Jayanti, dan lain-lain. Ketiga, hari untuk melaksanakan brata atau upawasa seperti Siwaratri, Satyanarayan, Naurata, Wara Laksmi, Ekadasi, dan lain-lain.
Sedangkan Hindu Bali, hari raya dibedakan berdasarkan wuku atau pawukon yang datang setiap 210 hari sekali, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, dan Pagerwesi. Selain itu, ada juga hari raya berdasarkan perhitungan Sasi yang datang setiap satu tahun sekali, seperti Nyepi dan Siwaratri.
5. Ritual
Dalam upacara perkawinan, kremasi, dan perayaan hari suci, Hindu India menggunakan sesajen berupa buah-buahan, daun, bunga, air, dan api.
Sedangkan Hindu Bali ritual keagamaannya disebut Yadnya, menggunakan sesajen yang disebut Banten. Banten ini terdiri dari bahan yang sama dengan sesajen Hindu India, namun lebih beragam karena dipadukan dengan kreativitas masyarakat Hindu Bali.
BACA JUGA:Hukum Mengucapkan Salam Kepada Lintas Agama, Tidak Boleh?
Perbedaan mencolok adalah penggunaan daging hewan dalam Banten Hindu Bali seperti telur, ayam bekakak, bebek panggang, daging babi, dan babi guling, sedangkan Hindu India tidak menggunakan unsur daging dalam sesajen mereka.
6. Salam Keagamaan
Hindu India menggunakan salam "Namaste" sebagai salam umum yang dapat dipadankan dengan arti semoga dalam keadaan baik atau sejahtera.
Sedangkan Hindu Bali menggunakan salam "Om Swastiastu" yang memiliki makna semoga dalam keadaan baik atas karunia dari Hyang Widhi Wasa.
7. Sembahyang
Hindu Bali melakukan sembahyang tiga kali sehari, disebut Tri Sandhya, yaitu saat matahari terbit, tepat di atas kepala pada tengah hari, dan saat matahari terbenam. Pada hari suci tertentu juga dilakukan sembahyang yang disebut Keramaning Sembah.
Hindu India umumnya melakukan sembahyang dua kali sehari, pagi dan sore, dengan mengucapkan doa mantra yang ditujukan kepada Dewa yang dipuja sesuai dengan aliran masing-masing.
8. Makanan
Mayoritas penganut Hindu India adalah vegetarian karena ajaran Ahimsa yang mewajibkan menjauhi makanan yang berasal dari hewan.
BACA JUGA:Selain dalam Injil dan Taurat, Kedatangan Nabi Muhammad Tertulis di Kitab Suci Hindu Weda
Penganut Hindu Bali mayoritas adalah non-vegetarian. Selain konsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti ayam, bebek, dan babi, hewan-hewan ini juga digunakan sebagai pelengkap Banten atau sesajen dalam upacara Yadnya atau ritual Hindu Bali.
9. Catur Warna (Triwangsa)
Hindu Bali sistemnya berubah menjadi Triwangsa, yaitu Wangsa Brahmana, Satria, dan Waisya, serta orang-orang di luar ketiga wangsa ini disebut Jabal.
Sumber: tutsu merta