Ada Dua Potensi Gempa di Garut yang Harus di Waspadai, BMKG Ingatkan Kewaspadaan Kepada Masyarakat

Ada Dua Potensi Gempa di Garut yang Harus di Waspadai, BMKG Ingatkan Kewaspadaan Kepada Masyarakat

Ada Dua Gempa di Garut yang Harus di Waspadai, BMKG Ingatkan Kewaspadaan Kepada Masyarakat--Sumber gambar: Antaranews.com

RADAR JABAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa terdapat dua potensi gempa bumi, yaitu Sesar Garsela dan Subduksi di laut Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kedua potensi ini perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh masyarakat dan pemerintah untuk menghindari risiko besar dari dampak bencana tersebut. 

"Ada dua potensi, yang satu dari selatan yang kita namakan subduksi yang dari laut, yang masyarakat mengenal sebagai megathrust. Yang kedua adalah sesar darat yang ada di bawah kita, yang tadi disampaikan (Sesar Garsela)," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu saat acara Sekolah Lapang gempa bumi dan Tsunami di Sekretariat Daerah Pemkab Garut, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa dua potensi gempa di laut dan darat tersebut masih aktif dan sering terjadi. Terakhir, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 terjadi di laut Garut pada 27 April 2024.

Sejak Januari 2024, ia mencatat bahwa seluruh sesar gempa, termasuk yang berada di Garut, telah terjadi sebanyak 600 kali di seluruh Jawa Barat. Ini menunjukkan bahwa gempa terus terjadi dan tidak dapat diprediksi.

"Dari Januari saja sampai sekarang kita sudah sekitar 600 (gempa) ya, iya di seluruh wilayah Jawa Barat dari semua potensi," katanya.

Ia menyebutkan bahwa potensi gempa di Garut memiliki tingkat risiko yang berbeda antara Sesar Garsela dan subduksi. Namun, gempa darat dinilai akan memiliki dampak yang lebih besar karena terjadi di bawah area pemukiman penduduk. 

"Itu berada di bawah kita, apalagi kalau kedalamannya dangkal dengan magnitudo besar, itu lebih berbahaya lagi," kata Teguh Rahayu.

Ia mengungkapkan bahwa potensi gempa bumi dan tsunami di Garut menjadi fokus perhatian BMKG, yang kemudian memimpin penyelenggaraan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami untuk berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda), TNI, Polri, media, sukarelawan bencana, dan masyarakat umum.

Tujuan dari kegiatan tersebut, katanya, adalah untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh komponen masyarakat Kabupaten Garut terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami.

"Terutama dan juga kesiapan pemda yang ada di sini ketika terjadi gempa bumi dan tsunami, karena Garut merupakan wilayah yang berpotensi terjadi gempa bumi," katanya.

Ia menggarisbawahi bahwa peran BMKG dalam menganalisis dan memberikan informasi mengenai setiap peristiwa gempa bumi dan tsunami tidak akan memberikan manfaat yang optimal dalam menyelamatkan masyarakat, kecuali jika semua sektor masyarakat, termasuk pemerintah, turut berpartisipasi dalam menanggapi informasi tersebut.

Menurutnya, penting untuk adanya koordinasi dan komunikasi yang cepat dan tepat untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut saat terjadi gempa bumi dan potensi tsunami di suatu wilayah.

"Terutama untuk penguatan BMKG. BMKG tidak bisa berbuat apa-apa ketika menginformasikan jika BPBD atau pun stakeholder lainnya tidak menindaklanjuti. Kami hanya sekedar menginformasikan saja dan peringatan dini," katanya.

Budi Gan Gan Gumilar, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, menyatakan perlunya peningkatan kapasitas masyarakat dalam memahami upaya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak kerugian baik dari segi materi maupun kehidupan manusia. 

"Ini untuk mengedukasi bagaimana kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami, pada prinsipnya edukasi ini, suksesnya itu, bagaimana beradaptasi terhadap potensi bencana," kata Budi.

Sumber: antaranews.com