Ketua IMI Jabar Ungkap Pentingnya Pembangunan Sirkuit Resmi untuk Solusi Kurangi Balapan Liar
Ketua IMI Jabar Ungkap Pentingnya Pembangunan Sirkuit Resmi untuk Solusi Kurangi Balapan Liar--(Sumber Gambar : Agi/Jabar Ekspress)
RADAR JABAR - Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Barat, Daniel Muttaqien Syafiuddin, menegaskan bahwa pembangunan sirkuit resmi sangat penting untuk mengurangi balapan liar yang marak terjadi di provinsi ini. Menurutnya, kurangnya fasilitas resmi menjadi salah satu alasan utama mengapa anak-anak muda terlibat dalam balapan liar.
"Daripada kita mendengar tentang balapan liar karena minimnya fasilitas, saya yakin balapan liar akan berkurang jika fasilitas tersebut tersedia dan terjaga," ujar Daniel saat ditemui setelah Rapat Koordinasi Provinsi (Rakorprov) IMI 2023 di Hotel Grand Sunshine, Soreang, Rabu (22/5/2024).
Daniel menjelaskan bahwa meskipun Jawa Barat memiliki beberapa sirkuit permanen yang lebih baik dibandingkan provinsi lain, seperti Sirkuit Sentul di Bogor dan Bukit Peusar di Tasikmalaya, semua fasilitas tersebut dimiliki oleh individu.
"Pemerintah perlu berperan dalam menyediakan fasilitas resmi karena kehadiran Pemerintah sangat penting untuk menyediakan sarana yang mendukung minat anak-anak muda terhadap otomotif," katanya.
Ia menambahkan bahwa anak-anak muda memiliki energi berlebih dan minat besar terhadap otomotif, yang memerlukan penyaluran yang tepat. "Anak-anak muda ini memiliki energi lebih dan minat besar terhadap otomotif. Mereka butuh wadah untuk menyalurkan energi dan hobi mereka. Pemerintah harus hadir di sektor ini," tambahnya.
Daniel juga yakin bahwa dengan adanya fasilitas yang memadai, industri otomotif lokal akan berkembang. "Misalnya, jika ada balapan drag, maka bengkel, suku cadang, ban, dan oli semuanya akan hidup," ujarnya.
BACA JUGA:Anggota TNI Amankan Geng Motor yang Berbuat Gaduh di Komplek Militer Garut Kota
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa membangun fasilitas otomotif tidak memerlukan anggaran sebesar pembangunan stadion sepak bola. "Untuk fasilitas yang dapat digunakan untuk balap dan bersifat non-permanen, biayanya sekitar sepuluh persen dari anggaran yang dibutuhkan untuk stadion. Dampaknya besar, semua sektor bisa bergerak dan hidup," jelas Daniel.
Namun, hingga saat ini, menurutnya belum ada sirkuit resmi yang dibangun oleh pemerintah. "Memang belum ada. Sentul juga sebenarnya milik pribadi," katanya.
Sumber: Jabar Ekspres
Berita Terkait
7 jam
5 hari
5 hari