Proyek Underpass Cibiru dan JLC Molor, Pemkot dan Pemkab Bandung Baru Rencana Untuk Solusi Kemacetan Cileunyi

Proyek Underpass Cibiru dan JLC Molor, Pemkot dan Pemkab Bandung Baru Rencana Untuk Solusi Kemacetan Cileunyi

Ilustrasi kemacetan Cileunyi-Bas-Jabar

RADAR JABAR-  - Kemacetan kerap terjadi di area Bundaran Cibiru, Kota Bandung hingga Jalan Raya Cileunyi, Kabupaten Bandung terutama pada jam sibuk di hari kerja alias weekday.

Pemandangan yang lumrah terjadi di Jalur Cibiru-Cileunyi, meski libur panjang tapi saat arus mudik dan balik Lebaran 2024, para pengguna jalan cukup mengeluhkan kepadatan lalu lintas tersebut.

Salah seorang pengguna jalan, Maulana Yusuf (32), yang merupakan warga Bekasi yang sempat mudik ke keluarganya di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung mempertanyakan, kepadatan lalu lintas akan sampai kapan terus terjadi.

"Terkait kemacetan Bandung Timur, ya saya curhat sekaligus menagih janji pembangunan Underpass Cibiru kapan," kata Yusuf, Selasa (16/4).

"Termasuk pembangunan JLC (Jalan Lingkar Cileunyi) hanya sekadar wacana dan molor," lanjutnya.

Diketahui, progres pembangunan Underpass Cibiru dan Jalan Lingkar Cileunyi (JLC) sempat digadang-gadang menjadi proyek infrastruktur yang mampu menjadi solusi, dalam mengatasi kemacetan di Bandung Timur.

Namun hingga saat ini, baik Underpass Cibiru maupun JLC masih di tahap wacana, yang pembangunannya bahkan tersusul oleh flyover di sejumlah titik wilayah Kota Bandung.

Sedangkan jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi yang banyak juga menjulukinya sebagai 'jalur neraka',  kemacetannya kian hari semakin parah.

"Saya sempat terjebak macet di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi pada H-2 Lebaran, meski saat arus mudik dan balik sudah biasa macet, tapi harusnya sudah harus jadi perhatian pemerintah," ujar Yusuf.

"Soalnya, hari-hari biasa di jalur Cibiru-Cileunyi dua arah selalu macet, terutama pada jam-jam sibuk, jalur ini memang seperti gak bisa lepas dari macet," tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan pengguna jalan lainnya, Yanyan Mulyana (45) warga Jakarta yang sempat mudik ke wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang menemui orang tuanya. Dia mengaku terjebak macet di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi pada H-1 Lebaran 2024.

"Terjebak kemacetan di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi jadi ingat akan wacana pembangunan Underpass Cibiru yang diluncurkan Ridwan Kamil saat jadi Wali Kota Bandung," ungkapnya.

"Eh, ternyata molor dan sekadar wacana. Akhirnya saya curhat dan menagih janji soal pembangunan Underpass Cibiru dan JLC," tambah Yanyan.

Pria berambut belah pinggir yang merupakan dosen perguruan tinggi negeri di Jakarta itu pun mempertanyakan, terkait wacana pembangunan JLC solusi urai kemacetan Bundaran Cibiru-Cileunyi.

"Saya tahu persis wacana JLC yang sebelumnya diawali dengan wacana pembangunan Kawasan Cileunyi Terpadu (KCT) solusi urai kemacetan Bundaran Cibiru-Cileunyi. Sayang, hingga saat ini, baik JLC atau pun KCT sekadar wacana," bebernya.

 

Yanyan menilai, perihal kemacetan di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi ini harus jadi perhatian pemerintah, baik di tingkat Pusat, Pemprov Jabar hingga level Pemkot Bandung dan Pemkab Bandung.

Menurutnya, volume kendaraan yang melewati jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi, dari tahun ke tahun, kian hari semakin bertambah.

Oleh sebab itu, sangat masuk akal apabila ruas jalan tersebut semakin padat dari berbagai arah. Apabila dilihat dari Barat arus kendaraan dari arah Jalan Soekarna Hata dan Jalan AH Nasution (Ujungberung) menuju Cileunyi lewat Bunderan Cibiru.

Sedangkan dari arah Timur (Cileunyi), arus kendaraan yang menuju Bandung (Bundaran Cibiru) kendaraan dari arah Jatinangor, Rancaekek, dari Tol Cisumdawu dan Tol Padaleunyi.

"Belum lagi pascadioperasikanya Kereta Cepat Whoosh dengan Stasiun Teggalluar, Cibiruhilir pasti menambah padatnya volume kendaraan. Sekali lagi saya curhat sekaligus tanggih janji kapan wacana pembangunan underpass Cibiru dan JLC," ucap Yanyan.

"Jadi paradoks, kereta Whoosh dari Stasiun Halim ke Tegalluar hanya ditempuh 40 menit, eh dari Jatinangor ke Stasiun Tegalluar makan waktu 1 jam karena macet," tutupnya.

Melalui informasi yang diambil dari Jabar Ekspres, selama dua periode sejak era Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil hingga Yana Mulyana. Pembangunan Underpass Cibiru tak tahu rimbanya, atau hanya sekadar wacana yang entah kapan terealisasi.

Bahkan, Ridwan Kamil sempat mengunggah rancangan gambar desain Underpass Cibiru, melalui akun media sosial Facebook resminya pada 24 November 2015 lalu.

"Warga Bandung, ini gambar desain untuk terowongan underpass di bundaran Blue Water (Cibiru) untuk mengurai macet Bandung Timur. Doakan lancar, Insya Allah dimulai tahun depan juga. Hatur nuhun," kutip Ridwan Kamil di akun Facebook resminya.

Alih-alih untuk mengurai kemacetan Bandung Timur, faktanya rancangan gambar desain tersebut baru sebatas rencana saja, sebab hingga saat ini jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi masih dihantui kemacetan.

Begitu pula pembangunan Jalan Lingkar Cileunyi (JLC) yang juga dijadikan solusi untuk mengurai kemacetan Bundaran Cibiru-Cileunyi.

Akan tetapi, sampai saat ini belum juga terealisasi, meski sudah didukung dan didorong pihak legislatif alias DPRD Kabupaten Bandung serta telah direspon Bupati Bandung, Dadang Supriatna.

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu pun sempat mengakui, jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi memang kerap dihantui kemacetan.

"Diakui di Cileunyi tak ada terminal refresentatif, termasuk di Kabupaten Bandung," kata Dadang saat melakukan Rempug Bedas di Desa Cinunuk, Cileunyi beberapa waktu lalu.

Terkait kemacetan lalu lintas ruas Bundaran Cibiru-Cileunyi dan wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi, sebagai solusi mengatasi kemacetan, diminta warga supaya bisa dirralisasikan alias jangan sebatas wacana.

"Wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Jalan Lingkar Cileunyi kagok (nanggung). Saya yang telah hampir 2 tahun 6 bulan jadi Bupati Bandung sebentar lagi mau habis," ujar Kang DS.

 

Kendati demikian, orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menyampaikan, dirinya akan berupaya merealisasikan solusi kemacetan di area Cileunyi.

"Insya Allah, jika jadi Bupati Bandung lagi untuk periode ke-2, wacana tersebut akan direalisasikan," bebernya.

Kang DS mengakui jika pembangunan Cileunyi terpadu dan Jalan Lingkar Cileunyi untuk pembebasan lahan di Cileunyi tak ada kendala.

"Hanya perlu diketahui, karena wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi berhubungan dengan wilayah perbatasan yaitu Kota Bandung, ya kita akan segera meminta respon dari Pemkot Bandung sejauhmana," pungkasnya. (Bas)(*)

Sumber: