6 Penyesalan Terbesar di Masa Tua, Jangan Sampai Mengalami Ini
Penyesalan Terbesar di Masa Tua-Ilustrasi/Unsplash/Raul Petri-
Tidak sedikit orang sibuk bekerja dan membina karir selama usia produktifnya namun lupa atau mengabaikan persiapan diri untuk menghadapi masa pensiun. Apalagi jika anda sudah terbiasa dengan gaya hidup tertentu dan kita tidak mau gaya hidup tersebut berubah drastis saat pensiun, maka anda perlu mengumpulkan uang sejak muda agar nanti pada saat pensiun Anda bisa mempertahankan gaya hidup tersebut.
Persiapan pensiun bukan semua tentang soal menyiapkan dana atau tabungan untuk tetap bertahan hidup, namun juga terkait persiapan mental agar tidak terkena Post Power Syndrome. Mereka yang sebelum pensiun memiliki jabatan yang tinggi atau cukup terkenal di masyarakat, mereka cenderung rentan terhadap Post Power sindrom sehingga menimbulkan beban mental baik terhadap diri sendiri maupun keluarga terdekat.
BACA JUGA:Dilema Kaum Menengah di Indonesia, Belum Hidup Nyaman Tapi Sulit dapat Bantuan dari Pemerintah
Sangat penting juga untuk tetap memiliki aktivitas dan interaksi sosial pada masa pensiun. Mengapa demikian? Karena kedua hal tersebut akan menjaga agar otak anda tetap aktif dan terasah sehingga anda tidak menjadi pikun. Menekuni hobi atau usaha yang anda sukai atau bergabung di komunitas sosial merupakan pilihan yang dapat Anda ambil saat Anda memasuki masa pensiun.
Sebagai contohnya, ada pensiunan yang senang berkebun sehingga memilih pindah ke desa dan membuat kebun sayur organik di mana hasil kebunnya bisa dijual untuk membiayai hidup sehari-harinya. Ada juga pensiunan yang sudah memiliki cukup tabungan untuk bertahan hidup sehingga ia pun memilih menekuni hobi yang memberikan kesenangan bagi dirinya, misalnya kaligrafi, fotografi, musik, menulis, dan sebagainya.
Ada juga yang masih berkarir namun mengambil peran sebagai komisaris, penasihat, atau konsultan di mana ia masih bisa menyumbangkan pikiran dan pengalamannya untuk memecahkan masalah atau memberikan manfaat bagi perusahaan atau masyarakat.
4. Tidak Berinvestasi
Investasi adalah kegiatan mengumpulkan sejumlah dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan finansial. Akan tetapi, sebagian orang belum sadar akan pentingnya investasi dan karenanya tidak melakukannya.
Kebanyakan dari mereka lebih suka menabung atau menaruh dananya dalam bentuk deposito di bank karena mereka khawatir hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diinginkan dan mereka mencari yang pasti dan aman. Investasi juga bisa dalam bentuk beli tanah, emas, yang tingkat resiko kerugiannya kecil sekali.
Banyak alasan mengapa kita perlu berinvestasi. Kita pasti mempunyai tujuan keuangan di masa datang, misalnya, untuk berlibur, melaksanakan kegiatan ibadah seperti umrah, naik haji, melanjutkan pendidikan, dan tujuan lainnya. Intinya, dengan berinvestasi kita bisa mewujudkan tujuan keuangan kita.
5. Tidak Meluangkan Cukup Waktu Untuk Keluarga
Banyak orang yang selama masa produktifnya larut dalam kesibukan kerja, berangkat kerja pagi-pagi buta dan baru pulang pada larut malam. Ada pula yang memiliki sifat gila kerja sehingga akhir pekan pun mereka habiskan untuk bekerja, bukan diluangkan untuk bersenang-senang dengan keluarga atau teman.
Meskipun tidak sedikit dari mereka yang sukses memiliki sifat gila kerja, sukses dalam karir atau usahanya, namun pencapaian tersebut berimbas pada kehidupan pribadi mereka. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan masalah dalam perkembangan anak merupakan contoh akibat dari ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kemajuan teknologi juga ditengarai dapat berimbas buruk pada kehidupan sosial kita.
Banyak orang yang saat ini tidak bisa lepas dari ponsel mereka. Orang tua memberikan anak-anaknya akses ke gadget sejak usia dini agar mereka tidak rewel, dan tidak jarang kita menemui situasi di mana satu keluarga duduk bersama di restoran namun tidak ada interaksi di antara mereka karena masing-masing sibuk dengan ponselnya.
BACA JUGA:7 Tips Efektif untuk Orang Tua Mengatasi Tantangan Anak Susah Makan Sayur
Teknologi memang dapat membantu memudahkan hidup kita, namun perlu disadari bahwa keberadaan keluarga dan teman terdekat jauh lebih penting bagi kita, sehingga manfaatkan setiap momen bersama keluarga.
6. Tidak Sempat Mengutarakan Perasaan
Mungkin anda berpikir ini hanyalah menyangkut perasaan cinta kepada seseorang, namun ini sebenarnya juga terkait perasaan-perasaan lain seperti penyesalan, rasa bersalah, maupun perhatian atau kasih sayang kepada sanak keluarga atau teman.
Sumber: