Pemerintah Tiongkok Tidak Mempermasalahkan Bila Trump Kembali Menjabat Sebagai Presiden AS
Potret Donald Trump-realdonaldtrump-Instagram
RADAR JABAR - Pemerintah Tiongkok tidak mempermasalahkan kemungkinan Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS).
"Tidak peduli siapa yang terpilih sebagai Presiden AS, kami berharap AS akan bekerja sama dengan kami," ujar Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam keterangan kepada media di Beijing, Tiongkok pada Rabu (31/1).
Peluang Donald Trump untuk kembali menjadi presiden AS pada pemilu 2024 dianggap serius mengingat hasil survei ABC News/Ipsos pada Januari 2024 menunjukkan bahwa 68 persen anggota Partai Republik dan independen yang cenderung ke Partai Republik menyebut Trump sebagai kandidat paling menjanjikan.
BACA JUGA:China Anggap Duta Besar Afganistan Ditunjuk Taliban Wajar
"Kami harap ia (presiden AS) mengikuti prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, serta memajukan hubungan bilateral yang stabil, sehat, dan berkelanjutan demi kepentingan kedua negara dan dunia pada umumnya," tambah Wang Wenbin.
Wang Wenbin menekankan bahwa pemilihan presiden AS adalah urusan dalam negeri AS, sesuai dengan komitmen Tiongkok untuk tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
"China, yang berkomitmen pada prinsip tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain, tidak akan ikut campur dalam pemilihan presiden AS," tegas Wang Wenbin, sambil menambahkan bahwa perkembangan hubungan Tiongkok-AS adalah penting bagi kedua negara dan memenuhi harapan masyarakat internasional.
BACA JUGA:Indonesia Berupaya Memperluas Kerja Sama Pembangunan dengan Namibia
"Saya ingin menekankan bahwa perkembangan hubungan China-AS merupakan kepentingan fundamental kedua bangsa dan kedua negara serta memenuhi harapan masyarakat internasional," tambahnya.
Beberapa survei di AS, termasuk polling yang dilakukan oleh RealClearPolitics, Race to the WH, dan lembaga Decision Desk HQ/The Hill, menunjukkan bahwa Trump memiliki keunggulan dalam pertarungan melawan Joe Biden, meningkatkan kemungkinan kembalinya Trump sebagai Presiden AS.
Trump sendiri saat ini tengah menghadapi sejumlah dakwaan hukum, termasuk dalam kasus kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
BACA JUGA:Indonesia Fokus Targetkan Pasar Jamu dan Obat Tradisional di Kamboja
Presiden AS Joe Biden menilai bahwa pemilu 5 November 2024 adalah tentang masa depan demokrasi Amerika, dan menyatakan Trump sebagai ancaman bagi demokrasi tersebut.
Berdasarkan laporan media Bloomberg, jika terpilih lagi, Trump berencana untuk memperkuat agenda "America First" dengan langkah-langkah seperti menaikkan tarif yang diperkirakan akan mempengaruhi rantai pasokan global, terutama negara seperti Tiongkok yang kemungkinan akan terkena dampak besar.
Sumber: antara