Rumah Bersejarah di Cimahi Milik Sahabat Soekarno, Dibangun dengan Hasil Berdagang di Era Belanda

Rumah Bersejarah di Cimahi Milik Sahabat Soekarno, Dibangun dengan Hasil Berdagang di Era Belanda

Rumah Bersejarah di Cimahi Milik Sahabat Soekarno, Dibangun dengan Hasil Berdagang di Era Belanda-Rumah Bersejarah di Cimahi -Ilustrasi Rumah Bersejarah

RADAR JABAR - Cimahi, yang sering disebut sebagai 'Benteng Kepahlawanan' di Jawa Barat, muncul sebagai kota yang kuat dan tahan banting.

Terletak di tengah-tengah tiga kecamatan, Cimahi dikelilingi oleh pusat-pusat kejayaan militer, menjadikannya pusat kebanggaan pendidikan ketentaraan di Indonesia.

Bangunan-bangunan bersejarah menjelaskan keberadaannya dengan gagah, tidak hanya sebagai saksi bisu waktu, melainkan sebagai pilar megah yang mempesona, seolah-olah mengajak setiap pengamat terlempar dalam aliran masa lampau yang megah dan abadi.

Kawasan Tahanan Militer Poncol dan kemegahan Gedung The Historich masih memikat perhatian masyarakat, menjadi daya tarik utama Pemerintah dalam mempromosikan keindahan kota seluas 40,37 KM² ini, terutama dalam sektor pariwisata.

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah bangunan megah menyimpan sejuta kisah bersejarah yang belum terungkap.

Salah satu contohnya adalah istana yang mempesona dengan arsitektur neo klasik Belanda, yang berdiri teguh di Jalan Baros, Kota Cimahi. Sayangnya, istana ini masih jarang mendapat sorotan publik.

 

BACA JUGA:Terlalu Banyak Pengemis, Dinsos Kota Cimahi: Sangat Meresahkan Masyarakat

 

Sebuah istana gemerlap dengan nuansa keindahan ala Barat ternyata merupakan properti yang megah dan menjadi milik sahabat dekat Presiden RI pertama, Soekarno, yaitu Wongso Abuchaer.

Dengan usianya yang telah melampaui satu abad, cungkup istana ini dibangun oleh Mbah Wongso sekitar tahun 1918, menyajikan kemegahan yang mencengangkan dan diperkirakan selesai pada tahun 1921, menempati lahan seluas sekitar 2.190 meter persegi.

Menurut keluarga Mbah Wongso, Dewi Indraprasti dan suaminya Tiswara (78) mengungkapkan bahwa rumah tersebut dibangun Mbah Wongso dengan hasil keringatnya saat masih berprofesi sebagai seorang pedagang.

“Mbah Wongso memilih membangun rumah di Baros yang ketika itu masih berupa daerah pesawahan dan kebun kelapa yang sepi,” ucap Dewi. Dikutip dari laman Jabar Ekspres, Rabu (24/01/2024)

Sumber: