10 Negara Termiskin di Asia Pada 2024
Negara Termiskin di Asia Pada 2024-Ilustrasi/PB-
Komposisi PDB-nya melibatkan pertanian (28,6 persen), industri (25,5 persen), dan jasa (45,9 persen). Kendati berkembang pesat dalam produksi pertanian seperti susu, daging sapi, sayuran, dan kapas, serta industri aluminium, emas, perak, dan minyak sayur, dampak perang saudara pada tahun 1990-an telah meninggalkan jejak.
Rasio utang publik yang mencapai 54 persen dari PDB dan tingkat pengangguran sebesar 2,4 persen menjadi hambatan. Kurangnya infrastruktur juga menyebabkan banyak warga Tajikistan mencari peluang kerja di luar negeri. Konflik sebelumnya telah menghancurkan sekitar seperlima sekolah, mengurangi peluang pendidikan anak-anak. PDB perkapita Tajikistan adalah sekitar 859 dollar.
9. Yaman
Terletak di Timur Tengah antara Oman dan Arab Saudi, Yaman merupakan negara termiskin kedua di Asia dengan PDB per kapita sebesar 824 dollar. Dengan total populasi sekitar 34 juta, 38,5 persen tinggal di perkotaan.
BACA JUGA:Kenali 12 Hukum Alam Semesta yang Mengatur Kehidupan Seluruh Makhluk
Komposisi PDB-nya melibatkan pertanian (20,3 persen), industri (11,8 persen), dan jasa (67,9 persen). Perang yang terus-menerus telah sangat mempengaruhi ekonomi Yaman, menyebabkan inflasi meningkat, pembatasan ekspor-impor, kerusakan infrastruktur, dan risiko tinggi terhadap penyakit menular.
Yaman berada di peringkat 168 dari 177 negara pada Indeks Pembangunan Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, menunjukkan bahwa negara ini termasuk salah satu yang paling tidak berkembang di dunia. Kemiskinan di Yaman dipicu oleh perang saudara, korupsi, dan kesalahan dalam mengelola ekonomi negara. Sekitar 79 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, dan 65 persen tergolong sangat miskin.
10. Afganistan
Afganistan juga menempati urutan termiskin di Asia. Terletak di Asia Selatan, berbatasan dengan Pakistan dan Iran, Afganistan memiliki populasi sekitar 40 juta jiwa dengan luas wilayah 652,000 km persegi. Komposisi PDB negaranya melibatkan pertanian (23 persen), industri (21,1 persen), dan jasa (55,9 persen).
Ekonomi Afganistan sangat tergantung pada hibah dan bantuan asing, pertanian, dan perdagangan dengan Cina. Masalah politik, kekeringan, perang Taliban, dan dampak COVID-19 membuat ekonominya semakin tidak stabil. Tingkat inflasi mencapai 5 persen, tingkat pertumbuhan produksi industri minus 1,9 persen, dan tingkat pengangguran mencapai 23,9 persen.
Konflik bersenjata, korupsi pemerintah, dan ketidaksetaraan pendapatan menjadi beban tambahan. Setelah penarikan pasukan AS dan PBB pada pertengahan 2021, Taliban menguasai kembali pemerintahan, meningkatkan ketidakpastian ekonomi. PDB per kapita Afganistan hanya sekitar 499 dollar.
Itulah 10 negara termiskin di benua Asia yang tercatat sudah merdeka, namun masih dirundung krisis ekonomi dan konflik internal yang menyebabkan banyak penduduknya yang hidup dalam kemiskinan.
Sumber: