7 Skandal Benjamin Netanyahu Paling Kontroversial di Dunia

7 Skandal Benjamin Netanyahu Paling Kontroversial di Dunia

Kumpulan Kasus dan Skandal Benjamin Netanyahu-Ist-

Karir politiknya dimulai pada tahun 1988 ketika terpilih sebagai anggota Knesset dari partai Likud. Netanyahu pernah menjabat sebagai wakil menteri luar negeri (1988-1991) dan wakil menteri dalam kabinet koalisi Perdana Menteri Yitzhak Shamir (1991-1992).

Pada tahun 1993, dia menjadi ketua partai Likud. Dikenal sebagai tokoh yang berperan kunci dalam Perang Palestina-Israel, Netanyahu menentang perjanjian perdamaian antara PLO dan Israel pada tahun 1993.

Meskipun terpilih berkali-kali sebagai Perdana Menteri Israel, popularitas Netanyahu di kalangan warga Israel menurun. Keputusannya untuk menginvasi Gaza membuat warga Israel gelisah dan khawatir karena ancaman dari pejuang Palestina yang terus menembakkan rudal ke pemukiman warga sipil, menciptakan ketidaktenangan di negara tersebut.

6. Berdamai Dengan Empat Negara Arab Untuk Pertama Kali

Beberapa negara Arab telah menormalisasi hubungan dan bahkan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ini terjadi ketika sekitar 35 negara di dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia, tetap tidak mengakui keberadaan Israel sebagai negara.

Indonesia dan Malaysia mengambil langkah bijaksana dengan tidak mengakui kedaulatan Israel serta tidak menjalin hubungan diplomatik dengan negara tersebut.

Uni Emirat Arab (UEA) secara resmi menyetujui normalisasi hubungan dengan Israel pada 15 September 2020. Perjanjian Abraham Accords ditandatangani di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, dengan partisipasi Donald Trump, Presiden Amerika Serikat saat itu, bersama Perdana Menteri Israel Netanyahu, dan Putra Mahkota UEA Muhammed bin Zayed. Keputusan damai ini dibahas melalui panggilan telepon pada 13 Agustus 2020.

BACA JUGA:Netanyahu Akui Tentara Israel Salah Target, Tewaskan Tiga Sandera Hamas

Bahrain menyusul UEA dengan menandatangani perjanjian Abraham Accords, meskipun menghentikan permusuhan terhadap Israel. Meski berusaha berdamai, Bahrain tetap mendukung kemerdekaan Palestina.

Sudan, pada Februari 2022, menormalisasi hubungannya dengan Israel. Kepala Dewan Kedaulatan Sudan, Abdul Fattah Al Burhan, mengakui hubungan ini untuk memperkuat kerja sama keamanan dan agenda-agenda penting lainnya.

Terakhir, Maroko, pada 10 Desember 2020, juga berdamai dengan Israel. Keduanya sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik, dan Maroko secara resmi mengakui Israel di depan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

7. Pernah Perintah Gali Terowongan Dekat Al-Aqsa

Pada September 1996, Netanyahu memerintahkan Walikota Yerusalem, Ehud Olmert, untuk membuat terowongan di sebelah barat Masjid Al-Aqsa. Keputusan ini memicu protes keras dari warga Palestina, yang kemudian ditembaki oleh pasukan Zionis.

Penggalian yang dilakukan oleh Israel menyebabkan retakan pada bangunan Departemen Wakaf di Dinding Selatan dan Barat Kompleks Masjid Al-Aqsa, serta dinding sekolah Al-Asrafieh yang berada di dalam kompleks tersebut.

Itulah kumpulan skandal Benjamin Netanyahu yang tidak pernah tersentuh hukum meski bukti-bukti yang diajukan sudah kuat. Wallahua’lam bishawab. Semoga informasi ini bermanfaat di jalan kebenaran.

Sumber: jazirah ilmu