Arti SGIE yang Buat Cak Imin Bingung Tanggapi Gibran Saat Debat Cawapres

Arti SGIE yang Buat Cak Imin Bingung Tanggapi Gibran Saat Debat Cawapres

Arti SGIE yang Buat Cak Imin Bingung Tanggapi Gibran Saat Debat Cawapres-SS-

RADAR JABAR - Calon Wakil Presiden nomor 1, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, menyatakan bahwa ia tidak paham mengenai State of Global Islamic Economy (SGIE) ketika ditanya oleh calon Wakil Presiden nomor 2, Gibran Rakabuming Raka.

Pada awalnya, Gibran menanyakan kepada Cak Imin mengenai langkah-langkah yang akan diambilnya untuk meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE.

"Karena Gus Muhaimin adalah Ketum Partai PKB saya yakin sekali Gus Muhaimin untuk masalah ini, Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?" tanya Gibran kepada Cak Imin, saat debat Cawapres pada Jumat, 22 Desember 2023.

Merespon hal itu, Cak Imin mengaku tidak paham terkait istilah SGIE yang disampaikan Gibran.

BACA JUGA:Gibran Minta Maaf Soal Asam Sulfat, Ini Perbedaannya dengan Asam Folat

"Terus terang saya tidak paham SGIE," timpal Cak Imin.

Selanjutnya, Imin meminta penjelasan dari Gibran mengenai apa itu SGIE. Namun, ketika Gibran hendak memberikan jawaban, moderator mengingatkan bahwa waktu untuk menjawab akan segera berakhir jika tidak ada pernyataan tambahan dari Cak Imin. Cak Imin kemudian mengakui bahwa hal tersebut tidak masalah.

"Tidak apa-apa saya tidak pernah mendengar istilah SGIE itu," ujar Cak Imin.

Setelah itu, moderator menghentikan waktu untuk jawaban dari Cak Imin dan memberikan kesempatan kepada Gibran untuk memberikan jawaban.

"Baik Gus, kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah, otomatis kita harus ngerti juga masalah SGIE. SGIE itu adalah state of global islamic economy," jawab Gibran.

Sekilas Tentang SGIE

SGIE merujuk pada State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report, adalah sebuah laporan yang menggambarkan indikator ekonomi Islam global yang dirilis oleh DinarStandard di Dubai, Uni Emirat Arab, pada Kamis 31 Maret 2023.

Menurut informasi dari DinarStandard, dalam laporan ini, yang mencakup 81 negara, Indonesia menempati peringkat keempat, berada di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA, tetapi di atas Turkiye.

Penilaian dilakukan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk sektor keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik halal, obat-obatan halal, perjalanan ramah Muslim, fesyen sederhana, serta media dan rekreasi bertema Islam.

Sumber: