Mengapa Hewan Purba Berukuran Besar? 3 Teori Ini Menjawab Asal-Usulnya
Penyebab Hewan Purba Berukuran Besar-Ilustrasi/Pixabay-
Selanjutnya, ada yang disebut sebagai Cope's Rule, menurut aturan ini, spesies hewan cenderung berevolusi menjadi semakin besar dari nenek moyangnya. Hal ini dapat dilihat pada contoh dinosaurus sauropoda dan pterosaurus yang tumbuh semakin besar melebihi pendahulu awalnya.
Aturan ini juga berlaku pada banyak spesies mamalia awal. Namun, faktor tubuh besar adalah hal yang sangat kompleks, dan alih-alih mengeneralisir semua hewan besar, mungkin setiap spesies memiliki faktor berbeda untuk tumbuh menjadi besar.
Beberapa teori mungkin cocok untuk spesies tertentu, tetapi tidak untuk spesies lainnya. Bahkan, pertumbuhan besar ini mungkin dipengaruhi oleh faktor yang belum kita ketahui.
Gambaran kita tentang hewan purba yang besar juga tampaknya dipengaruhi oleh bias konfirmasi. Sebenarnya, di setiap era, zaman, dan periode, terdapat hewan besar dan kecil, termasuk zaman sekarang. Namun, hewan besar purba nampaknya mendapatkan lebih banyak perhatian, dan fosilnya lebih mudah ditemukan daripada yang kecil.
Mungkin saja hewan kecil sebenarnya lebih banyak daripada yang besar. Selain itu, tidak semua hewan besar ini hidup secara serempak; beberapa dari mereka hidup di zaman yang berbeda, di mana setiap zaman menyaksikan munculnya hewan besar secara bergantian.
Perkembangan Zaman Purbakala
Sebelum era dinosaurus, tidak ada hewan darat sebesar Gajah Afrika, dan tidak pernah ada yang lebih besar dari paus biru. Meskipun demikian, ada beberapa hewan pada zaman Paleozoikum yang bisa kita bandingkan dengan yang ada sekarang, di mana hewan besar lebih mendominasi lautan.
Pada periode Paleozoikum sekitar 541 hingga 250 juta tahun yang lalu, ada masa di mana serangga raksasa mendominasi daratan. Contohnya adalah sepalopoda raksasa dan ikan berapis baja yang ukurannya lebih besar dari hiu putih saat ini.
Arthropoda terbesar yang pernah diketahui adalah Jaekelopterus, hidup di periode Devon sekitar 300 juta tahun yang lalu. Berbagai serangga dan arthropoda raksasa pernah hidup di bumi, termasuk kecoa raksasa roachoid dan capung legendaris Meganeura yang seukuran burung. Selanjutnya, pada era Paleozoikum, muncul kelabang besar bernama Arthropleura yang hampir mencapai 3 meter.
Setelah itu, kita memasuki era di mana dinosaurus mendominasi, dikenal sebagai Mesozoikum, yang terbagi menjadi tiga periode. Di sinilah hewan darat tumbuh menjadi ukuran yang tidak pernah tertandingi oleh hewan darat lainnya di era manapun.
BACA JUGA:Fakta Menarik Sumpah Pemuda Titik Balik Sejarah Indonesia yang Menyatukan Bangsa
Di periode awal, yakni periode Triassic sekitar 250 hingga 2 juta tahun yang lalu, dinosaurus belum mencapai ukuran besar. Dinosaurus terbesar saat itu yang diketahui adalah Plateosaurus, dengan panjang sekitar 4,8 hingga 10 m dan berat sekitar 600 hingga 4.000 kg. Beratnya bahkan sedikit lebih ringan dari gajah Afrika jantan.
Beranjak ke periode selanjutnya, yaitu Jurassic sekitar 200 sampai 150 juta tahun yang lalu, iklim Bumi menjadi lebih lembab, dan gurun-gurun mulai digantikan oleh hutan hujan rimbun.
Dinosaurus besar mulai muncul, khususnya dinosaurus sauropoda seperti Diplodocus dan Brachiosaurus, yang beratnya dapat mencapai 30 ton. Beberapa sauropoda dan dinosaurus besar lainnya juga muncul di periode Jurassic yang berakhir.
Kemudian, kita beranjak ke periode akhir dinosaurus, yaitu Cretaceous sekitar 145 hingga 66 juta tahun yang lalu. Di sini, dinosaurus sauropoda masih mendominasi dari segi ukuran. Beberapa di antaranya, seperti Titanosaurus dan Argentinosaurus, dapat mencapai berat lebih dari 50 ton. Banyak dinosaurus besar lainnya juga hidup di periode ini.
BACA JUGA:5 Teori Asal-Usul Orang Jawa Berdasarkan Catatan Sejarah
Sumber: