Mengapa Hewan Purba Berukuran Besar? 3 Teori Ini Menjawab Asal-Usulnya

Mengapa Hewan Purba Berukuran Besar? 3 Teori Ini Menjawab Asal-Usulnya

Penyebab Hewan Purba Berukuran Besar-Ilustrasi/Pixabay-

RADAR JABAR – Kita pasti sering bertanya-tanya ketika menonton film atau melihat gambar dinosaurus, mengapa hewan purba berukuran besar?

Seperti contoh, dinosaurus dari infraordo Sauropoda memiliki leher panjang dan ukuran yang sangat besar. Di dalamnya terdapat Argentinosaurus, Diplodocus, Titanosaurus, dan beberapa jenis lainnya, dengan berat diperkirakan mencapai 50 ton.

Hewan-hewan seperti dinosaurus terkenal dengan ukuran besarnya, pernah berjalan di daratan. Namun, setelah punahnya dinosaurus, mamalia mulai berkembang, beberapa di antaranya memiliki ukuran besar, seperti sereterium dan gajah purba seperti Paleoloxodon namadikus.

Di laut, kita akrab dengan hiu besar seperti Megalodon. Penemuan fosil hewan purba ini memberikan gambaran bahwa dahulu bumi dihuni berbagai hewan raksasa. Namun, pertanyaannya adalah mengapa hewan-hewan purba ini tumbuh begitu besar?

BACA JUGA:Mengenal Lembah Purba Sukabumi, Surga Wisata Sejarah di Jawa Barat yang Sangat Populer, Menakjubkan!

Pembahasan tentang hal ini masih belum mendapat jawaban pasti. Identifikasi hanya melalui catatan fosil yang terbatas membuatnya sulit, dan setiap teori mungkin hanya berlaku untuk spesies tertentu tanpa relevansi pada spesies lainnya.

Teori Ukuran Hewan Purba

Berikut adalah 3 teori penyebab mengapa banyak hewan purba berukuran besar dibanding hewan yang ada saat ini.

1. Teori Iklim

Di periode Karbon, saat serangga-serangga raksasa mendominasi, teori paling terkemuka adalah tingkat oksigen yang lebih tinggi. Pada saat itu, konsentrasi oksigen di atmosfer mencapai lebih dari 30%, sehingga serangga beradaptasi untuk mentolerir kadar oksigen yang tinggi ini.

Kondisi lingkungan, seperti luasnya daratan, ketersediaan makanan, dan iklim, juga dapat menjadi faktor penentu. Daratan yang luas mungkin berkontribusi pada pertumbuhan ukuran hewan darat, sementara sumber makanan yang melimpah juga dapat memainkan peran dalam penentuan ukuran tubuh.

BACA JUGA:Kerangka Makhluk Purba Ditemukan Utuh di Sumedang, Kura-Kura Jutaan Tahun Silam

Persaingan terhadap predator juga dapat mempengaruhi ukuran tubuh, dengan beberapa hewan tumbuh besar agar sulit dimangsa oleh predator. Oleh karena itu, tubuh besar dianggap sangat menguntungkan dalam konteks ini. Sebaliknya, predator tumbuh besar untuk menyesuaikan diri dengan mangsa mereka, menciptakan sebuah perlombaan dalam seleksi alam.

Iklim juga tampaknya memiliki pengaruh signifikan. Beberapa hewan yang hidup di iklim dingin memiliki ukuran tubuh yang lebih besar karena tubuh besar dapat menyimpan panas lebih lama. Teori ini dikenal sebagai "Bergmann's rule."

2. Teori Fisiologi

Teori selanjutnya terkait dengan fisiologi tulang berongga yang ringan namun kuat pada sebagian jenis dinosaurus dan pterosaurus, memungkinkan mereka untuk tumbuh sangat besar. Tulang ringan ini juga terkait dengan sistem kantung udara, yang membuat sistem pernapasan menjadi efisien pada dinosaurus.

Kantung udara ini membantu distribusi oksigen ke tubuh yang besar, dan juga berperan dalam meringankan berat tulang pada dinosaurus dan pterosaurus. Fenomena serupa dapat ditemukan pada burung, di mana tulang ringan dan sistem kantung udara mendukung kemampuan terbang tanpa kekurangan oksigen.

3. Teori Cope’s Rule

Sumber: