Mengenal Cara Kerja Iron Dome, Sistem Pertahanan Israel yang Diretas Hacker Indonesia
Mengenal Cara Kerja Iron Dome dan komponen peralatannya-Ist-
Radar akan melacak posisi rudal dan mengarahkannya untuk mengejar roket atau artileri yang akan dicegat dan dihancurkan, mencegah terjadinya tembakan tidak sengaja atau tembakan ke objek teman.
Radar ini dilengkapi dengan perangkat IFF (Identification Friend or Foe) yang berfungsi untuk membedakan objek kawan dan lawan.
2. Battle Management dan Weapon Control
Sebagai perangkat deteksi tambahan, terdapat sensor elektrooptikal dengan sensor inframerahnya. Hasil deteksi dari Radar dikirimkan ke Battle Management and Weapon Control (BMC), yang merupakan otak dari sistem Iron Dome.
Di sini, deteksi radar dianalisis. Dalam beberapa detik setelah target terdeteksi, sistem mampu mengkalkulasi lintasan target dan memperkirakan titik jatuhnya roket atau artileri dengan menghitung lintasan proyektil.
Sistem juga dapat mengetahui lokasi peluncuran dan merespons dengan serangan balasan jika diperlukan. Jika lintasan roket diperkirakan mengancam pemukiman atau objek vital, sistem akan menembakkan rudal untuk mencegat dan menghancurkan roket tersebut.
Namun, jika lintasan roket musuh menuju area kosong yang tak berpenghuni, sistem akan membiarkannya. Radar dan BMC umumnya berlokasi pada tempat yang sama, dilengkapi dengan power supply dan jaringan telekomunikasi.
Posisi mereka ditempatkan jauh dari jangkauan musuh dan umumnya tinggi untuk memaksimalkan jangkauan deteksi.
3. Peluncur Misil
Komponen ketiga, yaitu peluncur misil, ditempatkan terpencar di garis depan. Unit peluncur bersifat mobile dan selalu berpindah-pindah untuk menghindari serangan atau sabotase musuh. Radar dan BMC juga bersifat mobile; antara unit peluncur dengan Radar BMC dihubungkan dengan sistem telekomunikasi nirkabel.
Setiap unit peluncur memuat 20 rudal atau interceptor yang disebut Tamir. "Tamir" merupakan akronim dari "Til Meyaret," yang berarti rudal pencegat.
Tamir menggunakan pendorong roket berbahan bakar padat dan dilengkapi dengan active Radar homing. Saat diluncurkan, Tamir dikendalikan oleh sistem Radar menuju target yang akan dicegat. Komunikasi antar interceptor Tamir dan Radar menggunakan data link dua arah.
Ketika mendekati target, Tamir menggunakan radarnya sendiri untuk mendeteksi posisi target secara akurat. Dikendalikan oleh sirip-siripnya, Tamir mengejar dan mencegah targetnya. Interceptor Tamir dilengkapi dengan proximity laser yang terus mengukur jarak antara interceptor dan target.
Interceptor meledak sedekat mungkin dengan target untuk menghancurkannya. Ledakan hulu ledak melepaskan ratusan pecahan logam yang menghancurkan target. Tamir dirancang agar efek ledakan ini dapat mempengaruhi bagian hulu ledak roket musuh.
Meskipun tidak ada data resmi tentang harga satu unit interceptor Tamir, beberapa sumber menyebutkan harga per unitnya antara 50.000 hingga 100.000 US$, atau jika dikonversi ke rupiah, sekitar Rp700 juta hingga Rp1,4 miliar. Harga ini 100 kali lipat lebih mahal dibanding roket Hamas yang dicegatnya.
Hacker Berhasil Gagalkan Iron Dome Israel
Pada konflik 2014, roket dan mortir Palestina yang mengenai Israel menyebabkan kerugian materil sekitar Rp560 miliar dan kerugian ekonomi sekitar Rp1,5 triliun. Oleh karena itu, biaya Iron Dome masih dianggap sangat layak.
Sedangkan, Israel tidak perlu khawatir tentang masalah biaya karena Amerika Serikat selalu siap mendukung keuangan Israel. Pada tahun 2014, setelah perang Gaza, Amerika Serikat memberikan bantuan darurat sebesar 225 juta dolar atau sekitar Rp3,2 triliun untuk produksi Iron Dome.
Sumber: