Kisah Pendeta Yahudi Meninggal Seketika di Atas Makam Rasulullah

Kisah Pendeta Yahudi Meninggal Seketika di Atas Makam Rasulullah

Kisah pendeta Yahudi wafat di atas makam Rasulullah-Ist-

Ketika Sayidah Fatimah membuka lemari tempat jubah itu disimpan, ia langsung menangis, teringat akan bau harum tubuh Ayahandanya. Maka, diberikannya jubah itu kepada Bilal, yang kemudian membawanya ke masjid dan memberikannya kepada Ali.

Setelah dihamparkan, sang pendeta mencium jubah itu, lalu berkata, "Ternyata benar, dia utusan Allah. Beginilah bau harum Nabi Muhammad seperti yang disampaikan dalam Kitab Taurat."

Ketika jubah itu dihamparkan, sang pendeta melihat ada 12 tambalan pada jubah itu, dan ia meyakini bahwa jumlah itu sesuai dengan apa yang diterangkan dalam Kitab Taurat.

Akhirnya, sang pendeta sangat yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang utusan Allah SWT dan dia adalah nabi penutup di antara semua nabi, sebagaimana yang tertera dalam Taurat.

Kemudian sang pendeta berkata pada Ali, "Wahai Ali, bagaimana caranya aku bisa masuk Islam?" Ali menjawab, "Katakanlah, 'Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.'"

Pendeta itu pun mengikuti dan menjadi seorang muslim setelah mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.

BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Yahudi, Yudaisme, Israel, dan Zionis

Setelah menjadi seorang muslim, sang pendeta berkata, "Wahai sahabatku Ali, bolehkah aku berziarah ke makam Rasulullah?"

Ali menyuruh Bilal untuk mengantarkannya. Ketika sampai di sana, sang pendeta mengangkat kedua tangannya dan berkata, "Ya Allah, aku ingin bertemu Muhammad, tapi kini aku sudah terlambat. Dan aku ingin Engkau mempertemukanku dengannya di alam barzakh. Mohon, Ya Allah, matikanlah aku."

Tiba-tiba, sang pendeta terjatuh dan langsung meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah.

Wallahu A'lam Bishawab

Ulama mengatakan, "Jika seseorang benar-benar mempelajari kitab agamanya (versi asli), maka di sana akan ditemukan nama Muhammad SAW sebagai nabi terakhir." Semoga kisah ini memberi pelajaran bagi kita, makhluk Allah yang senantiasa tak luput dari kesalahan.

Sumber: jazirah ilmu