Junta Militer Niger Putuskan Aliran Listrik dan Pasokan Air ke Kedutaan Prancis

Junta Militer Niger Putuskan Aliran Listrik dan Pasokan Air ke Kedutaan Prancis

Demonstran pro-junta berusaha membakar Kedutaan Besar Prancis, sebelum dibubarkan oleh pasukan keamanan di Niamey, Niger (30/7)--REUTERS/Souleymane Ag Anara

RADAR JABAR - Junta militer Niger telah memutus pasokan air serta aliran listrik ke Keduataan Besar Prancis yang berada di Ibu Kota Niamey. Berdasarkan laporan dari media sosial, junta militer Niger juga telah melarang pengiriman makanan kepada kedutaan tersebut.

Diketahui para pemimpin negara tersebut telah ambil tindakan serupa di konsulat Prancis yang berada di Zinder.

Elh Issa Hassoumi Boureima yang merupakan Presiden Komite Dukungan Nasional untuk Dewan Nasional Perlindungan Negara (CNSP) telah meminta kepada seluruh mitra Prancis di Niger untuk menghentikan pasokan air dan listrik serta produk makanan. Tidak itu saja, semua pihak yang telah membantu Prancis dalam proses penyediaan barang dan jasa akan dianggap sebagai "musuh rakyat yang berdaulat" berdasarkan dari laporan tersebut.

Laporan mengenai pemutusan itu muncul setelah batas waktu dua hari yang telag diberikan oleh pemerintah militer kepada duta besar Prancis agar meninggalkan Niger. Batas waktu tersebut telah berakhir pada hari Minggu (27/8).

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Junta Niger telah memberi waktu selama 48 jam kepada Duta Besar Sylvain Itte untuk meninggalkan Niger di tengah ketegangan yang kiat meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Ketegangan tersebut meningkat akibat adanya intervensi militer.

Sejak 26 Juli lalu, Niger dilanda kekacauan ketika Jenderal Abdourahamane Tchiani yang merupakan mantan komandan pengawal presiden memimpin intervensi militer untuk menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum.

Prancis telah melancarkan operasi untuk mengevakuasi warga negara Prancis serta warga negara lainnya dari Niamey pada awal bulan ini.*

Sumber: