Menguak Fakta Seputar Mie Instan dari Sejarah hingga Perannya dalam Menyelamatkan Dunia

Menguak Fakta Seputar Mie Instan dari Sejarah hingga Perannya dalam Menyelamatkan Dunia

Fakta Seputar Mie Instan dari Sejarahnya-Unsplash/Jeffsieppman-

Contoh nyata adalah mie yang menghadirkan dua varian tingkat kepedasan. Yaitu mie goreng level 15 dan kuah ramen level 30. Pilihan antara mie goreng dan mie kuah bisa menjadi pilihan pribadi. Setiap pilihan punya penggemarnya.

Itulah salah satu alasan mengapa mie instan begitu dicintai oleh banyak orang. Ragam rasa yang ditawarkan memungkinkan makanan ini disesuaikan dengan selera dan preferensi lokal, termasuk di Indonesia yang dikenal memiliki budaya makanan pedas.

Mitos Membuang Air Rebusan Mie Instan

Selain itu, bagi mereka yang menyukai mie kuah, tahukah Anda bahwa sebenarnya kita tidak perlu membuang air rebusan mie instan? Air rebusan tersebut mengandung nilai gizi, seperti vitamin A dan zat besi, yang sebaiknya tidak disia-siakan.

Mengapa masih banyak orang yang cenderung mengganti dan membuang air rebusan mie? Sebenarnya, ada dua jenis proses pembuatan mie instan di pabrik. Pertama, proses penggorengan (deep frying). Kedua, proses pemanggangan (baking).

Dari informasi yang saya temukan, sebagian besar mie instan yang diproduksi saat ini masih menggunakan metode penggorengan (deep frying) dengan menggunakan minyak. Pada metode ini, adonan mie basah digoreng untuk mengeringkannya dan menjadikannya tahan lama sehingga bisa dikemas dengan rapi.

Karena itu, ketika kita merebus mie, seringkali terlihat sisa minyak yang masih menempel pada permukaan mie. Namun, jika mie dibuat dengan metode pemanggangan (baking), yang tidak melibatkan minyak sejak awal, hasilnya akan berbeda.

Pada proses pembuatan mie yang dipanggang, adonan mie basah dikeringkan melalui pemanggangan dalam oven. Mie yang dihasilkan tetap kering dan tahan lama, tetapi mengandung lebih sedikit minyak dibandingkan dengan versi yang digoreng. Inilah yang membuat mie instan panggang lebih sehat dibandingkan mie instan yang digoreng.

Apabila Anda memasak mie instan yang dipanggang di rumah, sebelum dikonsumsi, air rebusannya tidak akan terdapat sisa minyak mengambang di permukaan. Seperti contohnya mie boncabe yang diklaim diproses tanpa pengggorengan, melainkan dengan proses pemanggangan tanpa minyak.

Apakah mie instan sehat?

Kami ingin memberi disclaimer bahwa kami bukan ahli gizi, informasi yang kami sampaikan didasarkan pada riset. Jadi, mari kita diskusikan dengan bijak jika ada pendapat yang pro dan kontra.

Secara dasarnya, karena ini makanan instan, tentu saja kandungan gizinya tidak selengkap makanan yang Anda masak sendiri. Meskipun tetap mengandung sejumlah nutrisi.

Menurut riset, terdapat kandungan zat besi yang dapat mengurangi risiko anemia, terutama jika ada tambahan fortifikasi dalam produk tersebut. Namun tentu saja, kandungan ini hanya merupakan sebagian kecil dari kebutuhan tubuh kita.

BACA JUGA:Ini Rahasia Orang Korea, Jepang dan China Tetap Sehat, Meski Tiap Hari Makan Mie

Mie instan pada dasarnya terbuat dari tepung, dan mayoritas asupan gizi yang Anda dapatkan adalah karbohidrat. Namun, ini adalah kelemahan dari mie instan. Kebutuhan gizi kita jauh lebih beragam. Tubuh kita membutuhkan protein, serat, dan banyak nutrisi lainnya.

Seperti yang kita tahu, mengonsumsi sesuatu secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlalu sedikit tidak baik untuk kesehatan. Hal yang sama berlaku untuk mie instan, jika dikonsumsi berlebihan, dapat berdampak negatif pada tubuh kita.

Kami menemukan riset yang melibatkan ribuan mahasiswa di Korea, yang menunjukkan bahwa konsumsi mie instan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiometabolik, seperti obesitas, hipertensi, resistensi insulin, dan berbagai penyakit lainnya.

Sumber: