Hati-hati! Bahaya Mengkonsumsi Daging Merah Berlebihan Untuk Kesehatan, dari Gangguan Pencernaan Hingga Kanker

Hati-hati! Bahaya Mengkonsumsi Daging Merah Berlebihan Untuk Kesehatan, dari Gangguan Pencernaan Hingga Kanker

Hati-hati! Bahaya Mengkonsumsi Daging Merah Berlebihan Untuk Kesehatan, dari Gangguan Pencernaan Hingga Kanker-Bahaya Mengkonsumsi Daging Merah Berlebihan Untuk Kesehatan-Freepik

RADAR JABAR - Daging merah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai budaya kuliner di seluruh dunia. Namun, konsumsi daging merah berlebihan telah dikaitkan dengan beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan bahaya-bahaya yang terkait dengan memakan daging merah secara berlebihan dan mengapa sebaiknya kita mengatur konsumsi jenis makanan ini.

 

Berikut Bahaya Mengkonsumsi Daging Merah Untuk Kesahatan dan Tubuh

 

1. Penyakit Kardiovaskular

Salah satu bahaya utama dari mengonsumsi daging merah berlebihan adalah peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Daging merah cenderung mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Peningkatan kadar kolesterol LDL dapat menyebabkan penumpukan plak dalam pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

 

2. Kanker

Kaitan antara konsumsi daging merah berlebihan dengan risiko kanker juga telah ditemukan dalam beberapa penelitian. Daging merah yang diproses dan diasap terutama telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar.

Proses pengolahan ini dapat menghasilkan senyawa karsinogenik yang berpotensi merusak DNA dan memicu perkembangan sel kanker.

 

BACA JUGA:6 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Makan Daging Merah, Bisa Memperburuk Kesehatan

 

3. Resiko Diabetes Tipe 2

Mengonsumsi daging merah berlebihan juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Lemak jenuh dalam daging merah dapat mempengaruhi sensitivitas insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Peningkatan resistensi insulin dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2.

 

4. Masalah Pencernaan

Sumber: