Puluhan Warga Gunungkidul Terjangkit Virus Antraks Usai Konsumsi Sapi yang Dikubur

Puluhan Warga Gunungkidul Terjangkit Virus Antraks Usai Konsumsi Sapi yang Dikubur

Puluhan warga di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dilaporkan terkena antraks pada Selasa (4/7/2023).--Sumber Gambar : Tangkap layar iStock.com

RADAR JABAR - Puluhan warga di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dilaporkan terkena antraks pada Selasa (4/7/2023).

Kasus ini terjadi di Pedukuhan Jati, Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semanu. Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Bakteri ini dapat ditemukan di tanah dan sering menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba.

Antraks juga bisa menyerang manusia yang terpapar bakteri tersebut. Kasus antraks di Gunungkidul ini bermula ketika seorang warga setempat membeli sapi dari luar daerah.

Sapi tersebut kemudian mati dan dimakamkan oleh warga. Namun, beberapa waktu kemudian, sapi tersebut digali kembali oleh warga untuk dikonsumsi.

Setelah itu, beberapa warga yang mengonsumsi daging sapi tersebut mulai merasakan gejala sakit seperti demam, mual, dan muntah.

Beberapa warga juga mengalami luka pada kulit yang disebabkan oleh bakteri antraks. Pihak berwenang kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa sapi tersebut terpapar bakteri antraks.

Selain itu, beberapa hewan ternak lainnya di sekitar lokasi juga terpapar bakteri tersebut. Puluhan warga yang terpapar antraks kemudian dirawat di rumah sakit setempat.

BACA JUGA:Penyebab Utama Penyakit Antraks pada Manusia dan Hewan yang Perlu Diwaspadai!

Kementrian Kesehatan melaporkan jumlah warga yang terdeteksi positif antraks dari tes serologi mencapai 93 orang.

Sementara itu, tiga orang diketahui meninggal dunia akibat wabah tersebut.

“Kalau kasus meninggal ada tiga, orang di kecamatan Semanu, Kabupaten gunungkidul, Yogyakarta. Sejauh ini baru kasus di Gunungkidul yang terjadi pada tahun ini dengan total 93 positif serologi,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Dr. Siti Nadia Tarmizi kepada media.

Pihak berwenang kemudian mengimbau masyarakat untuk tidak menyembelih hewan ternak yang mati karena sakit.

Bakteri antraks dapat bertahan puluhan tahun di dalam tanah dan dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terpapar bakteri tersebut.

Sumber: