Profil Pierluigi Collina, Wasit ‘Kejam’ FIFA Bermata VAR yang Diundang Erick Thohir ke Indonesia

Profil Pierluigi Collina, Wasit ‘Kejam’ FIFA Bermata VAR yang Diundang Erick Thohir ke Indonesia

Profil Pierluigi Colina, Wasit ‘Kejam’ FIFA Bermata VAR yang Diundang Erick Thohir ke Indonesia-Pierluigi Colina, Wasit ‘Kejam’ FIFA Bermata VAR yang Diundang Erick Thohir ke Indonesia-Situs Resmi FIFA

Radar Jabar – Inilah profil Pierluigi Collina wasit ‘killer’ FIFA bermata VAR yang diminta datang oleh Ketum PSSIErick Thohir ,ke Indonesia. Erick mengaku telah menyurati FIFA untuk meminta Colina hadir ke Indonesia dalam upaya membenahi kualitas wasit asal Bumi Pertiwi.

 

Melansir dari berbagai sumber, wasit Pierluigi Collina lahir di Bologna, Italia, pada 13 Februari 1960. Kecintaannya terhadap dunia sepakbola sudah ada sejak masih remaja, bahkan sempat menjadi pemain sebelum dikenal sebagai pengadil lapangan.

 

Collina pernah berkarier sebagai pemain berposisi bek tengah untuk tim amatir di Italia. Namun di tahun 1977, ia tertarik mengikuti kursus wasit sampai merasa memiliki bakat di ranah tersebut.

 

Pria yang kini berusia 63 tahun itu pun terus menekuni karier wasitnya sambil kuliah hingga lulus sebagai Sarjana Ekonomi pada 1984. Dia memulai dari level regional hingga naik kasta menuju Divisi Tiga, Serie C1, Serie C2, serta promosi ke Serie B dan Serie A pada 1988.

 

Pada saat itu Collina mengalami kerontokan rambut sehingga rambunya botak permanen dan dirinya memeroleh julukan Kojak. Mengutip cnn.indonesia.com, Kojak diambil berdasarkan tokoh utama sebuah film drama di Amerika Serikat.

 

BACA JUGA:Mesin Rekor! Cristiano Ronaldo Masuk Guinness World Record usai Catat 200 Caps di Timnas Portugal

 

Sebagai wasit, Pierluigi Collina punya reputasi selaku sosok tegas, adil, serta punya otoritas yang kuat di lapangan. Dirinya terkenal akan keputusan-keputusan tegas dan berani, juga kemampuan untuk menjaga disiplin dan mengontrol laga.

 

Tatapan mata tajamnya yang menakutkan untuk para pemain adalah salah satu kelebihan Collina. Sampai-sampai ada yang mengatakan mata Colina setajam VAR sehingga bisa mengetahui semua pergerakan bola dan pemain secara rinci.

 

Selain itu kharisma dan kepribadiannya yang kharismatik menyebabkan wasit legendaris itu menuai sorotan setiap kali memimpin pertandingan.

 

Collina mendapatkan lisensi wasit FIFA pada 1995 pasca memimpin 43 pertandingan Serie A kasta tertinggi liga sepakbola Italia. Sampai akhirnya ia mencapai puncak karier tujuh tahun berselang.

 

Di Piala Dunia 2002 Korea dan Jepang, Collina ditunjuk menjadi wasit utama untuk pertandingan final antara Brasil kontra Jerman. Mengutip Suara.com, konsistensi dan kesempurnaan kinerjanya merupakan faktor sehingga dia dinilai sebagai salah satu wasit terbaik sepanjang sejarah gelaran Piala Dunia.

 

BACA JUGA:Dibagikan Gratis! Begini Cara Mendapatkan Honda Scoopy Edisi Timnas Indonesia vs Argentina

 

Collina juga telah meraih sederet prestasi selama berkarier menjadi wasit. Dia sukses enam kali memenangkan penghargaan sebagai Wasit Terbaik FIFA secara beruntun dari tahun 1998 sampai 2003. Lalu menjadi Wasit Terbaik Dunia IFFHS pada lima edisi, Wasit Terbaik Dunia Sepanjang Masa IFFHS 1987-2020, serta tujuh kali Wasit Terbaik Serie A.

 

Sang wasit ikonik lalu memutuskan pensiun dari dunia wasit karena batasan usia yang FIFA tetapkan. Kendati begitu, Colina masih menjajaki dunia perwasitan di balik layar. Ia pernah menjadi Kepala Wasit Asosiasi Sepak Bola Ukraina pada 2010 serta ikut dalam pembangunan sistem VAR untuk Piala Dunia 2018

 

Collina sekarang masih mengemban jabatan Kepala Wasit Federasi Sepak Bola Ukraina, Anggota Komite Wasit UEFA, Ketua Komite Wasit FIFA. Bahkan juga bekerja secara sukarela (tanpa bayaran) untuk Asosiasi Wasit Sepak Bola Italia (AIA).

 

Pierluigi Collina tidak hanya mendapat rispek dari pemain, pelatih, penggemar sepakbola, melaninkan pula rekan-rekannya sesame wasit. Rekan-rekannya di dunia wasit mengakui Collina merupakan salah satu pengadil lapangan terbaik. Kemampuan serta dedikasinya untuk keadilan dalam sepakbola menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah sepakbola.

 

Sumber: berbagai sumber.

Sumber: