Pemprov Targetkan Membagikan 53.000 Kompor Induksi Gratis di Jawa Barat

Pemprov Targetkan Membagikan 53.000 Kompor Induksi Gratis di Jawa Barat

Peserta tengah mengikuti lomba memasak yang digelar oleh Pemprov Jabar, PLN UID Jabar, dan Dinas ESDM Jabr di Gedung Sate, Jumat (19/8). -(Foto: Deni Armansyah/Jabar Ekspres)-

BANDUNG, RadarJabar – Pemerintah Provinsi (Pemprov) turut berkontribusi dalam program yang diterapkan dalam Peraturan Presiden.

Yaitu terkait konversi kompor LPG ke kompor induksi. Salah satunya dengan mengadakan perlombaan memasak di Gedung Sate menggunakan kompor induksi.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membagikan sebanyak 77 kompor gratis kepada sebanyak 77 peserta yang hadir di kompetisi tersebut. Dengan target membagikan sebanyak 53.000 kompor induksi di 2022.

“Nah, ini di jawa barat kita membagikan gratis sampai suatu hari rumah-rumah jika memungkinkan sudah bertraformasi ke kompor listrik, mudah-mudahan tercapai dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Sate Bandung, Jumat (19/8).

“Kalau listriknya datang dari ramah lingkungan, itu bisa menghemat dari perbandingan biaya gas ke listrik sepertiga. Hemat biaya dan ramah lingkungan,” sambung orang nomor satu di Jawa Barat itu.

Masih di tempat yang sama, Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Pemprov Jabar, Slamet Mulyanto, mengatakan pembagian 53.000 kompor induksi ini merupakan kolaborasi antar Dinas ESDM, Pemerintah Provinsi Jabar dan PLN UID Jabar.

“(lomba) ini merupakan langkah awal kita untuk bisa mensosialisasikan penggunaan kompor induksi, dimana nanti tahun ini kita akan melaksanakan konversi dari kompor lpg ke kompor induksi,” ujar Slamet.

Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UID Jabar, Rino Gumpar Hutasoit, mengatakan kompor induksi akan disebarkan di Tasikmalaya, Garut, Majalaya dan Bandung Barat.

“Ke depan di tahun 2023, rencananya akan jadi satu juta untuk Jawa Barat. Terkait dengan apa yang mau dikonversi, energi yang kita import saat ini, seperti sekarang itu relatif mahal. Jadi kita rencanakan bagaimana menggunakan energi domestik,” terang Rino.

Sementara energi domestik di Indonesia, kata dia, berada dalam keterangan over capacity. Dengan jumlah cadangan lima puluh persen.

“Ini akan bertambah terus di 5 tahun ke depan sampai dengan tahun 2029. Kalau tidak disegerakan konversi energi terbarukan, akan mubazir. Kompor induksi ini menjadi salah satu solusi bagaimana mengurangi import menjadi energi domestik,” imbuhnya.

Tak hanya itu, PLN akan menanggung anggaran instalasi kompor induksi dan menargetkan pembagian akan tepat sasaran.

“Mudah-mudahan ke depannya akan sama juga (sinerginya). Karena sampai saat ini gas tiga kilo itu tidak dibeli hanya untuk orang tidak mampu, orang mampu pun membeli,” terang dia.

“Jadi untuk itu kita harus memberikan subsidi yang diberi pemerintah tepat sasaran.  Caranya, dengan melihat data DTKS yang terverifikasi dari PLN. Yang menerima harus orang-orang yang tepat disubsidi, bukan seluruhnya menggunakan,” sambun Rino.*** (Arv)

Sumber: Jabar Ekspres