Menko Airlangga Sebut Harga Pertalite Seharusnya Lebih Mahal dari Rp 7.500 Per Liter

Menko Airlangga Sebut Harga Pertalite Seharusnya Lebih Mahal dari Rp 7.500 Per Liter

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Pertamina- Ilustrasi--

JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa saat ini harga jual eceran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masih dijual dengan nominal yang jauh lebih murah.

Bahkan hanya harga Pertalite saja, harga BBM di Indonesia juga masih jauh dari harga keekonomian yang diucapkan.

Hal tersebut diungkapkan Airlangga saat menggelar Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, dikutip dari siaran video di dalam kanal Youtube Perekonomian RI.

"Harga keekonomian Pertamax Rp 15.150, namun kita masih bisa memberikan harga eceran Rp 12.500, demikian pula dengan Pertalite keekonomiannya Rp 13.150 ecerannya masih Rp 7.650," ujar Airlangga.

Airlangga menyebut bahwa harga eceran itu masih jauh lebih murah dibandingkan dengan penjualan di Thailand dan Vietnam.

Menko Perekonomian itu mengatakan bahwa di Thailand harga jual BBM mencapai Rp 19.500 per liter, sedangkan di Vietnam Rp 16.645 per liter.

Selain itu, di Filipina diketahui harga jual BBM-nya sudah mencapai Rp 21,352 per liter.

"Sehingga kita relatif di bawah negara ASEAN lain," pungkas Airlangga melanjutkan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengklaim bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite seharusnya Rp 17.200, namun pernyataan ini mendapat kritikan tajam.

Pernyataan Nicke tersebut disampaikan saat memimpin Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu, 6 Juli 2022 lalu.

Nicke menyebutkan, jika mengacu pada kenaikan harga pasar, BBM Ron 90, Pertalite yang setara dengan itu, harusnya dijual Rp 17.200 per Liter.

Hanya saja, harga tersebut tak diterapkan di Indonesia, melainkan harga Pertalite disubsidi Rp 9.550 per liter menjadi Rp 7.650 per liter.

Sumber: