Gulirkan Tiga Isu dalam Pembangunan Kota, Ridwan Kamil dan Bima Arya Tantang Anak Muda Kreatif di YCC
Talkshow program Youth City Changer (YCC) gagasan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), di Youth Center Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (07/08). (Yudha Prananda / Dok. Humas Pemkot Bogor)--
BOGOR - Salah satu program gagasan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), membesut Youth City Changers (YCC) menghasilkan tiga isu yang menjadi tema. Diantaranya, sustainability (keberlanjutan), empowerment (pemberdayaan) dan digital.
Program yang melibatkan para pemuda itu, diharapkan dapat menghasilkan isu dan solusi pembangunan kota melalui gagasan kreatifnya. Salah satu rangkaian YCC adalah talkshow inspiratif bersama para tokoh nasional. Seperti, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor sekaligus Ketua APEKSI Bima Arya dan Rektor IPB sekaligus Ketua ICMI Prof Arif Satria, serta Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan.
Ratusan anak muda dari berbagai kota di Tanah Air antusias mengikuti program YCC yang dihelat di Youth Center Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (07/08).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan pemuda yang aktif dalam komunitas berpotensi memiliki masa depan yang cerah. Hal itu karena mereka mempunyai ruang untuk berkreasi sekaligus mengekspresikan diri.
Disana, Emil sapaanya, berbagi mengenai pengalaman ketika masih menjadi aktivis komunitas kreatif yang berkeinginan kuat untuk mengubah kotanya saat itu.
"Saya pernah seperti kalian, menjadi aktivis komunitas kreatif karena kesal kepada walikotanya, lahan nganggur dibiarkan, ruang publik tidak ada, dikasih tahu tidak didengarkan. Kemudian saya bikin komunitas, lama-lama saya rebut kotanya dan Alhamdulillah jadi Wali Kota Bandung (2013-2015)," ungkapnya dikutip, Senin (08/08)
Menurutnya, anak muda merupakan motor perubahan yang harus didukung penuh dalam setiap gagasanya. Oleh karena itu, Emil berpesan kepada Wali Kota di Indonesia untuk menyediakan ruang-ruang publik bagi anak-anak muda untuk berkreasi dan berekspresi.
"Sediakanlah ruang-ruang publik yang baik, biarkan anak muda berkreasi, berekspresi. Kemudian, bikin gedung-gedung kreatif supaya dari ekspresi jadi ekonomi. Kalau mereka bisa sejahtera dari ekonominya, kota-kota itu akan luar biasa," pintanya.
Emil berharap, semoga kota-kota di Indonesia dibawah APEKSI ini bisa naik kelas menjadi kota yang mewadahi ide dan gagasan para kawula muda.
"Konsistensi menjadi penting dalam gerakan ekonomi kreatif. Saya titipkan masa depan Indonesia ke adik-adik semua, kuasai ilmu-ilmu menghadapi disrupsi. Pertama disrupsi digital. 80 juta pekerjaan akan hilang. Pekerjaan rutin akan diambil alih oleh mesin. Tapi akan hadir 100 juta pekerjaan baru. Kedua disrupsi pandemi dan isu lingkungan. Dunia makan panas, air laut makin naik, global warming sudah di depan mata. Di Jawa Barat sudah hilang 700 hektar tanah, sekarang sudah jadi laut," bebernya.
Ketua APEKSI Bima Arya memaparkan mengenai game changer of city. Yaitu mengubah kota dengan berbagai macam inovasi yang mengandalkan komunitas muda.
Tantangan generasi ini adalah bagaimana menjadi fighter, jadi generasi yang tahan banting. Padahal anak- sekarang ini potensial, kreatif dan pintar.
"Pada 2030 mendatang akan terdapat sebanyak 65 persen penduduk Indonesia yang terdiri dari usia produktif, yaitu anak muda. Karena itu, penting sekali untuk memanfaatkan inovasi komunitas anak-anak muda," katanya.
Sedangkan Rektor IPB Arif Satria menyebut bahwa kompetisi masa depan bukan soal kompetisi pengetahuan, tetapi yang menentukan masa depan adalah sejauh mana kita punya imajinasi dan kreatifitas.
Sumber: