Rahasia dari Gus Baha: Ini Doa Malam 1 Muharam, Amalan Penghapus Dosa

Rahasia dari Gus Baha: Ini Doa Malam 1 Muharam, Amalan Penghapus Dosa

Penceramah kondang Gus Baha bagikan rahasia doa untuk malam satu muharam.--

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan panggilan Gus Baha membeberkan rahasia doa yang dijamin mustajab bila dipanjatkan saat malam 1 Suro atau 1 Muharram 1444 Hijriah.

Bacaan doa malam 1 Suro ini berisi meminta ampunan tanpa istighfar. Gus Baha mengungkapnnya dalam ceramahnya yang diunggah di kanal Santreh Kopengan pada 19 Juli 2022.

Gus Baha mengijazahkan doa malam 1 Suro yang terdapat dalam kitab I’anatuth Thalibin.

Tak dipungkiri, menjelang datangnya tahun baru hijriah 1444 H, umat Islam disibukkan dengan berbagai peringatan.

Kegiatan malam 1 suro atau perayaan tahun baru hijriah, biasanya diharapkan dapat meningkatkan gairah keislaman umat.

Biasanya, masyarakat Islam menyambut kedatangan tahun baru hijriah dengan mengadakan tabligh akbar atau pawai obor keliling kampung.

Selain itu, ada yang mengadakan doa bersama sesama umat Islam. Selain doa bersama, ada pula doa yang dipanjatkan secara individu.

Doa-doa yang dibaca kebanyakan umat Islam, biasanya terdapat ungkapan syukur, pujian kepada Allah, serta permohonan ampunan atau istighfar.

Namun, Gus Baha memiliki amalan yang berbeda untuk menyambut tahun baru Islam.

Istimewanya, Gus Baha mengajarkan amalan yang tidak ada istighfarnya, tetapi dapat menghapus dosa. Amalan tersebut adalah bacaan dan salat Tasbih.

"Satu salat yang akan menghapus dosa yang lalu dan yang akan datang. Ini ada ibadah yang menghapus dosa, tetapi bentuk wiridnya itu tasbih. Tidak ada istighfarnya," jelas Gus Baha dikutip GenPI.co, Kamis (28/7).

Menurut Gus Baha, inilah rahasia kenapa dirinya mengajarkan tasbih.

"Sebab, ini awal tahun akhir tahun, kita ingin Allah mengampuni dosa kita, awwalahu wa akhirahu, qadimahu wa haditsahu, sirrahu wa alaniyatahu. Kiai-kiai itu mengajarkan," ungkap Gus Baha.

Gus Baha pun mengutip kitab penjelasan dalam kitab I’anatuth Thalibin.

Sumber: