Terancam Stunting, 3 Balita di Desa Babakan Peuteuy Bandung dalam Pengawasan
Terancam Stunting, 3 Balita di Desa Babakan Peuteuy Bandung dalam Pengawasan -(Foto: Dokumentasi PKK Desa Babakan Peuteuy eksklusif untuk Jabar Ekspres)-
JabarEkspres.com, CICALENGKA - Pencegahan stunting terus diupayakan pemerintah termasuk oleh Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Sekretaris Desa Babakan Peuteuy, Riki Irmansyah mengatakan, pencegahan stunting terus dilakukan penanganannya melalui para kader PKK.
Anggota Kader PKK Desa Babakan Peuteuy, Rini Dialestari mengaku, untuk pendataan dilakukan kepada semua Kepala Keluarga (KK).
"Enggak hanya setiap pelaksanaan Posyandu saja kita perhatikan, tapi di hampir setiap hari terus komunikasi dilakukan," kata Rini kepada Jabar Ekspres di kantor desa, Jumat (22/7).
Menurutnya, pencegahan stunting bisa dilakukan salah satunya dengan tidak melakukan pernikahan dini atau di bawah umur.
"Makanya kita para kader PKK itu enggak hanya memperhatikan ibu-ibu yang punya anak usia 0 sampai 2 tahun," ujarnya.
"Catin (calon pengantin) kita berikan bimbingan, ibu mengandung dari bulan pertama sudah harus kita perhatikan," tambah Rini.
Masih di tempat yang sama, anggota Kader PKK Desa Babakan Peuteuy lainnya, Imas Sartini menyampaikan, bermacam dukungan mencegah stunting tidak boleh diabaikan khususnya oleh para pasangan muda.
"Kita ada KPM (Kader Pembangunan Manusia), kemudian setiap kader PKK dibagi dalam lakukan pendampingan ke warga," ucap Imas.
"Dari awal kehamilan saja itu idealnya diperiksa selama masa hamil itu 6 kali pemeriksaan kandungan," lanjutnya.
Imas menerangkan, bagi para warga berusia muda yang hendak melakukan pernikahan perlu dimatangkan perencanaannya.
Pengecekan kesehatan pra menikah menjadi faktor penting supaya tidak menimbulkan potensi stunting.
"Usia menikah ada aturannya itu juga bukan sebatas karena biar udah punya KTP, tapi lihat segi kesehatan dan kesiapan rahim juga," kata Imas.
Melalui pendataan Kader PKK Desa Babakan Peuteuy, Imas menuturkan, ada sebanyak 700 balita usia 0 sampai 59 bulan masih dalam pendampingan.
Sumber: Jabar Ekspres