Dahlan Iskan Ungkap Ponpes Ayah Mas Bechi Ada Doktrin Cinta NKRI
JAKARTA - Dahlan Iskan mengungkap ada doktrin tentang cinta di Pondok Pesantren Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah atau Ponpes Shiddiqiyyah Ploso, Jombang, Jawa Timur (Jatim).
Ponpes Shiddiqiyyah Ploso didirikan oleh KH Moch. Muchtar Mu'thi, ayah dari Mochamad Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42).
Ponpes Shiddiqiyyah menjadi sorotan pascaizinnya dicabut oleh Kementerian Agama (Kemenag) terkait heboh penangkapan Mas Bechi, tersangka kasus pencabulan santriwati.
"Pondok Shiddiqiyyah yang didirikan ayah Mas Bechi ini tidak besar. Untuk ukuran Jombang," demikian dikutip dari tulisan Dahlan Iskan berjudull Mas Bechi yang tayang pada laman Disway.id, termasuk JPNN pada Minggu (10/7).
Menurut eks menteri BUMN itu, Pondok Shiddiqiyyah bukan kelasnya Tebuireng, Tambak Beras, Denanyar, maupun Rejoso.
Namun, pengikut aliran pondok ayah Mas Bechi Jombang itu besar sekali. Mereka fanatik dan tersebar di seluruh pelosok tanah air.
"Di tiap provinsi ada chapter-nya. Di banyak kota ada korwil-nya. Mereka terhubung lewat Jamaah Kautsaran. Tiap Senin malam mereka berkumpul. Melakukan Kautsaran. Di wilayah masing-masing. Termasuk di pusatnya, di Ploso," lanjut Dahlan.
Dijelaskan tiap kali berkumpul, mereka hanya membaca doa, wirid, dan zikir. Sekitar 1 jam. Tidak ada yang aneh. Hanya mirip dengan zikir di aliran apa pun. Setiap kata wirid dibaca 7 kali atau 30 kali. Hanya tahlil yang dibaca 120 kali.
Kiai Muchtar sebagai tokoh utama ponpes itu juga tampil sangat biasa. Dia pakai baju hem lengan panjang dengan kopiah hitam di kepala. Bawahannya sarung. Badannya kurus. Duduk silanya tegak.
Selain itu, raut wajahnya datar. Tidak ada nada disyahdu-syahdukan atau dikhusyuk-khusyukkan. Tidak ada jubah, gamis, atau pakaian syekh pada umumnya.
"Dia sangat Indonesia. Bahkan sering kali ada bendera Merah Putih di acara Kautsaran itu. Doktrin cinta negara, cinta NKRI jadi moto mereka," terang Dahlan Iskan dalam tulisannya.
Selain itu, di mata pengikutnya, Muchtar bukan sekadar kiai. Dia pemimpin tertinggi Tarekat Shiddiqiyyah. Nama jabatan tertinggi di aliran seperti itu disebut Mursyid.
Semula aliran Shiddiqiyyah ini tidak diakui sebagai tarekat yang standar. Namun, dalam Kongres JATMI tahun 2009, Shiddiqiyyah diakui sebagai salah satu dari 40 tarekat yang mu'tabaroh (standar).
JATMI adalah singkatan dari Jamiyah Ahli Tarekat Mu'tabaroh Indonesia. Organisasi tarekat.
Sumber: