RADAR JABAR - Bermain media sosial kini telah menjadi aktivitas yang sangat adiktif. Bangun tidur, buka medsos, makan buka medsos, bahkan di toilet hingga sebelum tidur, rasanya tidak lengkap jika tidak membuka media sosial lagi. Namun, apakah kalian menyadari bahwa setiap platform media sosial memiliki lingkungan yang sangat berbeda satu sama lain?
Ambil contoh Instagram, yang sering dianggap terlalu serius, TikTok yang isinya cenderung penuh candaan, dan Facebook, yang kadang dicap sebagai platform 'boomers'. Apakah ini benar?
Pernahkah kalian mengalami saat ada berita besar yang menyebar di berbagai media sosial? Di momen tersebut, kalian akan menyadari bahwa reaksi netizen dari setiap platform benar-benar berbeda.
Ketika melihat berita di TikTok, reaksi netizennya seringkali menjengkelkan, karena saat kita mencoba bertanya tentang konteks berita, banyak komentar yang justru bercanda atau keluar dari topik. Akibatnya, komentar-komentar yang sebenarnya menjawab pertanyaan kita sering tertimbun.
BACA JUGA:10 Kegiatan Ini Bisa Buat Kamu Lupa Scrolling Media Sosial
BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Tone Deaf yang Viral di Media Sosial
Sebaliknya, jika kalian melihat berita besar di Instagram, tampaknya literasi netizennya sedikit lebih baik dibandingkan di TikTok. Mereka lebih kritis dan lebih sadar dengan berita yang ada.
Hal yang sama juga terlihat di platform X (sebelumnya Twitter), di mana tingkat literasi netizennya bahkan lebih tinggi. Sedangkan Facebook, bisa dibilang cukup netral, dengan proporsi komentar bercanda dan kritis yang seimbang. Hal serupa juga berlaku di YouTube, yang juga relatif netral.Apakah kalian merasakan hal yang sama?
Manakah Kasta Teringgi Media Sosial? Ternyata beberapa kelompok netizen yang mengurutkan dimana kasta media sosial itu berada.
Jadi, apakah dari semua platform yang disebutkan tadi, Instagram dan X (sebelumnya Twitter) adalah media sosial dengan "kasta" tertinggi? Ternyata tidak juga. Jika kita melihat lebih dalam, ketika ada konten hiburan atau karya seni yang diunggah, justru urutan ini bisa terbalik.
Di luar poin-poin sebelumnya, apa sebenarnya yang menyebabkan perilaku netizen berbeda-beda di setiap platform media sosial? Alasan paling sederhana dan utama adalah karena faktor siapa yang menggunakan platform tersebut. "Siapa" di sini dikategorikan berdasarkan usia dan tingkat kedewasaan berpikir.
Hal ini berlaku juga untuk platform seperti Twitter, yang mayoritas penggunanya adalah orang dewasa yang kritis dan berpengalaman dalam berbagai aspek, meskipun masih ada sedikit pengguna remaja.
Di Instagram, mayoritas pengguna berusia remaja hingga dewasa, yaitu sekitar 18 hingga 24 tahun. Remaja di Instagram umumnya sudah mulai lebih serius, sementara pengguna dewasanya cenderung lebih kritis dalam menanggapi segala sesuatu.
Itulah sebabnya, tidak jarang postingan hiburan di Instagram ditanggapi dengan terlalu serius. Standar humor dan pola pikir netizen Instagram memang berbeda jauh dibandingkan dengan TikTok.
Untuk komentar-komentar negatif, tentu saja hal ini sebagian besar disebabkan oleh keberadaan haters, yang memang ada di setiap platform media sosial.