Selanjutnya, dalam hal karakteristik performa harian, ZX25 RR masih memiliki karakteristik yang mirip dengan versi sebelumnya, yaitu mesin dengan langkah piston yang sangat pendek. Ini berarti bahwa torsi di putaran bawah akan terasa lemah, dan akselerasi awal mungkin terasa lambat.
Namun, begitu RPM mencapai 6.000 atau lebih tinggi, motor ini mulai merespons dengan cepat. Di atas 10.000 RPM, akselerasinya sangat kuat, tetapi penggunaan harian di jalanan padat dengan berhenti dan jalan mungkin akan menjadi sedikit repot karena respons mesinnya yang cenderung lambat di bawah putaran tersebut.
Selain itu, karena rasio kompresinya yang tinggi (12,5:1) dan full fairing, suhu mesin dapat menjadi cukup tinggi. Hal ini wajar mengingat karakteristik mesin yang kuat dan performa tinggi.
Dalam penggunaan sehari-hari di Jakarta yang padat dan macet, suhu mesin berkisar antara 96 hingga 103 derajat Celsius. Ketika berada dalam lalu lintas yang lambat dan padat, suhu sekitar 100 hingga 103 derajat bisa dianggap normal.
Namun, ketika berkendara di jalan yang lebih lancar, suhu mesin cenderung berkisar antara 94 hingga 96 derajat. Pada malam hari atau saat suhu udara lebih rendah, suhu mesin akan sedikit lebih rendah lagi.
Perlu dicatat bahwa karakteristik mesin ini menghasilkan vibrasi yang terasa pada putaran mesin menengah, sekitar 9 ribuan RPM, terutama pada footstep. Namun, vibrasi ini mulai meredup seiring dengan naiknya putaran mesin.
Deru Knalpot Lebih Pelan
Dalam hal suara, knalpot baru dengan model silencer panjang ternyata lebih tenang dibandingkan dengan model knalpot underbelly yang digunakan sebelumnya. Suara yang keras dan menggema pada versi sebelumnya telah berkurang pada versi terbaru ini, tetapi karakteristik mesin yang merdu ketika berada di putaran mesin tinggi, hingga 17.000 RPM, tetap ada.
Walaupun menggunakan helm, sensasi berkendara tetap menyenangkan. Penggantian knalpot dengan model free flow kemungkinan akan membuat suara mesin lebih kuat.
Karakteristik mesin yang sering menghasilkan suara tinggi ini dapat memengaruhi konsumsi bahan bakar yang cenderung boros, dengan rata-rata sekitar 19 km per liter.
Ini adalah angka yang wajar untuk motor 250cc, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan motor dua silinder yang biasanya dapat mencapai 25 hingga 26 km per liter.
Kenyamanan Berkendara
Selanjutnya, kita akan membahas posisi berkendara, handling, dan karakteristik suspensi, yang berbeda dari versi sebelumnya.
Mari kita bahas posisi berkendara terlebih dahulu. Posisi berkendara Kawasaki Ninja ZX-25RR ini masih sama dengan ZX-25R yang sebelumnya.
Ketinggian joknya adalah 785 mm dari permukaan tanah, sehingga masih nyaman untuk pengendara dengan tinggi sekitar 173 cm seperti saya.
Joknya tidak terlalu lebar, sehingga tidak membuat kaki terlalu terbuka. Ini merupakan desain yang nyaman untuk rata-rata postur orang Indonesia. Bahkan, pengendara dengan tinggi 165 cm pun masih dapat mengendari motor ini dengan baik.
Posisi stangnya adalah tipe jepit under, cukup rendah. Namun, karena joknya juga rendah, posisi berkendara tidak terlalu menunduk. Tidak seperti ZX-600 yang memiliki karakteristik motor sport murni yang cenderung menunduk. Kawasaki Ninja ZX-25RR ini masih cocok untuk pengendaraan sehari-hari meskipun stangnya rendah.