"Kita juga tertibkan para pedagang, mereka pada keluar karena sepi. Terlebih di area bioskop Presiden masih ada yang berjualan jadi para pedagang yang di TPS pada ngikut. Saya tidak melihat ada keterlibatan pak camat disitu," pungkasnya.
Ditempat yang sama, Amsyar pedagang sayuran di bawah PIC Entis mengaku, dirinya mengikuti arahan pemerintah untuk mengisi TPS sejak September 2021. Tetapi karena kondisi di TPS sepi maka dia nekad kembali berjualan di luar.
"Jualan di TPS itu kalau sudah jam 06.00 WIB sepi tidak ada lagi pembeli yang masuk. Makanya saya ikut keluar lagi, karena kalau tetap berjualan didalam tidak akan dapat uang, apalagi yang lain juga banyak yang tetap berjualan diluar, saya ikut saja," lirihnya.
Selain itu dia mengaku, selama berjualan disitu tidak pernah diminta untuk membeli air mineral atau rokok apalagi secara paksa. "Tidak pernah saya disuruh harus beli rokok dan air," sebutnya.
Hal serupa diungkapkan sesama penjual sayuran lainnya, Dermawan. Dia menuturkan, selama berjualan dia tidak pernah merasa dibebankan harus membeli minuman hingga rokok.
"Ah tidak ada yang mengharuskan beli air dan rokok dari orang lain, apalagi itu dari pak camat saya tidak tahu sama sekali. Kan disitu banyak yang jualan rokok dan air," tukasnya. (YUD)