BANDUNG - Realisasi Pendapatan Negara di Jawa Barat (Jabar) tumbuh positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Per bulan Juni 2022, tercatat sebesar Rp76,84 triliun atau 65, 20 persen dari target APBN tahun 2022.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jabar, Tavianto Noegroho mengungkapkan, selain melanjutkan tren kinerja positif yang terjadi pada bulan Mei 2022, capaian tersebut lebih tinggi apabila dengan dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
"Lebih tinggi Rp23,07 triliun dari periode yang sama tahun lalu," ungkapnya dalam konferensi pers pada awak media, Kamis (28/7).
"Dari sisi pertumbuhannya, realisasi Pendapatan Negara di Jabar tumbuh 42,91 persen (yoy)," imbuh Tavianto.
Sementara itu, secara nominal realisasi komponen penerimaan yang bersumber dari perpajakan, sebesar Rp74,25 triliun atau 65,41 persen dari target APBN.
"Dan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp2,59 triliun atau 59,8 persen dari target APBN," katanya.
Adapun berdasarkan pertumbuhannya, realisasi penerimaan perpajakan dan PNBP tumbuh berturut-turut sebesar 43,50 persen (yoy) dan 27,76 persen (yoy).
Dalam pemaparan yang tertera di bagan yang diperlihatkan, penerimaan pajak sampai dengan Juni 2020 ditopang oleh lima sektor dominan. Kelimanya menyumbang 81,02 persen penerimaan pajak Provinsi Jawa Barat.
Kelima pajak itu diantaranya, Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, Kegiatan Jasa Lainnya, Jasa Keuangan dan Asuransi, dan Sektor Real Estate.
"Mayoritas sektor utama penerimaan pajak terus melanjutkan tren pertumbuhan yang positif bulan sebelumnya," lanjutnya.
Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran serta Kegiatan Jasa Lainnya tumbuh cukup signifikan. Akibat pulihnya permintaan global dan domestik, masing-masing berkontribusi sebesar 44,12 persen, 20, 01 persen, dan 9,93 persen.
Sementara, Jasa Keuangan dan Asuransi menyumbangkan sebesae 3,19 persen karena peningkatan setoran PPh 21, dengan profitabilitas mulai membaik.
Lalu Sektor Real Estate, memiliki kontribusi pajak sebesar 3,56 persen dengan kinerja yang didorong pertumbuhan aktivitas kontruksi.
Lantas, sekalipun perkembangan global masih diliputi ketidakpastian, menurut Avianto, APBN tetap terus terjaga. Baik itu dari daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi Jabar pada tahun ini.
"Membaiknya aktivitas ekonomi dan masyarakat Jabar akibat pabdemi Covid-19 yang makin terkendali di tengah kenaikan harga komoditas, memberi tambahan pendapatan," ujarnya.