'Ketika Nicholas Saputra Dihukum Rasa Bersalah dalam Film Tukar Takdir'

Para pemeran film 'Tukar Takdir'.--Siaran Pers
Produser Tukar Takdir, Chand Parwez Servia, mengatakan Tukar Takdir hadir dengan genre yang baru di perfilman Indonesia. Pesawat tentunya menjadi transportasi umum yang sudah sangat familiar dengan kita, termasuk berbagai peristiwa yang terjadi, di antaranya petaka yang merenggut korban jiwa. Membuat film drama petaka pesawat tentunya bukan hal yang mudah.
“Semoga karya ini bisa menjadi cerminan baru bagi kita, melalui pergulatan emosi dari para karakternya yang harus menghadapi trauma dan melanjutkan kehidupan,” ujar Chand Parwez Servia, Jum'at (3/10/2025).
Ia menjelaskan, film Tukar Takdir diproyeksikan untuk diproduksi sejak 2019, akhirnya rilis tahun ini. Film ini juga terpilih untuk menjadi bagian dari Asian Contents & Film Market (ACFM), yang merupakan bagian dari Busan International Film Festival (BIFF) 2025. ACFM akan berlangsung pada 20–23 September 2025.
ACFM adalah pasar konten komprehensif utama di Asia yang menjadi platform bagi film, serial, animasi, publikasi, webtoon, novel web, dan konten berbasis AI dipamerkan dan diperdagangkan.
Diadakan setiap tahun bersamaan dengan BIFF, ACFM mengumpulkan kreator, pembeli, produser, agen penjualan, dan investor global untuk berbagi wawasan industri terbaru dan membangun kemitraan bisnis strategis.
“Film ini hadir dengan genre berbeda, dan semoga juga menjadi kontribusi kami untuk perfilman Indonesia yang saat ini tengah bertumbuh baik dan sudah bisa menerima karya-karya yang baru dan segar. Semoga juga diterima oleh banyak penonton saat tayang di bioskop Indonesia,” tambah produser Tukar Takdir Rama Adi.
Penulis dan sutradara Tukar Takdir Mouly Surya, mengungkapkan memang memiliki minat pada karya-karya bertema kecelakaan pesawat dan kasus-kasus yang terjadi di dunia penerbangan internasional. Meski demikian, Tukar Takdir menjadi sebuah karya yang benar-benar baru baginya.
Sumber: