GAME ONLINE SEBAGAI PELARIAN

GAME ONLINE SEBAGAI PELARIAN

--

 

Oleh Zaki Firmansyah 

RADAR JABAR - Pernahkah kamu merasa ingin menghindari kenyataan dan memilih untuk menghabiskan waktu berjam-jam dengan bermain game online? Bagi sebagian orang, game bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi tempat pelarian dari berbagai masalah dalam kehidupan nyata.

Saat menghadapi konflik keluarga, pertengkaran dengan pasangan, atau tekanan dari lingkungan, dunia virtual sering kali menjadi tempat di mana seseorang bisa merasa lebih nyaman dan bebas. Game memberikan ruang bagi seseorang untuk melupakan sejenak kenyataan yang berat dan memberikan perasaan memiliki kendali atas sesuatu, yang mungkin tidak mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari.  

Saya sering mengamati teman-teman yang mengalami berbagai kesulitan dalam hidupnya. Ketika mereka sedang berada dalam situasi yang sulit, mereka cenderung melampiaskan emosi dengan bermain game. Salah satu teman saya, misalnya, sering bermain game setiap kali bertengkar dengan pasangannya. Setiap kali ia merasa frustrasi atau sedih, ia lebih memilih masuk ke dunia virtual daripada membicarakan masalahnya dengan orang lain. Dalam game, ia bisa melupakan sejenak pertengkarannya dan tenggelam dalam dunia yang lebih menyenangkan. Hal yang sama juga saya alami ketika menghadapi masalah keluarga. Bermain game memberikan pelarian yang cepat dan efektif untuk meredakan stres, meskipun hanya bersifat sementara.  

Ada beberapa alasan mengapa game menjadi pilihan utama sebagai bentuk pelarian dari kenyataan. Pertama, game memberikan rasa kontrol yang tidak selalu bisa didapatkan dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mungkin merasa tidak berdaya menghadapi masalahnya, tetapi di dalam game, ia bisa menjadi tokoh utama yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan alur cerita. Kedua, bermain game bisa menjadi distraksi yang efektif dari tekanan emosional. Tantangan yang ada di dalam game membuat seseorang terfokus pada permainan, sehingga bisa sejenak melupakan masalah yang sedang dihadapi. Ketiga, game memberikan rasa pencapaian dan kepuasan instan.

BACA JUGA:GEN Z DAN KESEHATAN MENTAL

BACA JUGA:QUO VADIS PENDIDIKAN INDONESIA?

Dalam kehidupan nyata, menyelesaikan masalah sering kali membutuhkan waktu lama, tetapi dalam game, menyelesaikan misi atau naik level bisa memberikan rasa puas dalam waktu singkat. Selain itu, game juga memberikan peluang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih santai, terutama melalui game multiplayer.  

Namun, meskipun game bisa menjadi sarana untuk mengurangi stres, ada risiko di balik penggunaan game sebagai pelarian. Jika seseorang terlalu sering menjadikan game sebagai satu-satunya cara untuk menghindari kenyataan, ia bisa kehilangan keseimbangan dalam hidupnya. Sering kali, mereka yang terlalu larut dalam dunia game mulai mengabaikan tanggung jawab mereka, seperti pekerjaan, tugas sekolah, atau hubungan sosial di dunia nyata. Pelarian yang seharusnya hanya bersifat sementara bisa berubah menjadi bentuk ketergantungan yang berbahaya.  

Saya pernah berada di titik di mana saya terlalu bergantung pada game sebagai cara untuk menghindari kenyataan. Setiap kali saya merasa tertekan atau tidak tahu harus berbuat apa, saya langsung membuka game dan menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar. Pada awalnya, saya merasa lebih baik karena bisa melupakan masalah saya sejenak, tetapi seiring waktu, saya menyadari bahwa masalah-masalah itu tetap ada dan justru semakin menumpuk. Saya mulai menyadari bahwa bermain game terus-menerus tidak benar-benar menyelesaikan masalah saya, melainkan hanya menundanya.  

Dari pengalaman pribadi dan pengamatan terhadap teman-teman saya, saya menyadari bahwa game memang memiliki daya tarik yang kuat sebagai tempat pelarian. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita menggunakannya dengan bijak. Game bisa menjadi hiburan yang menyenangkan dan bahkan membantu mengurangi stres jika digunakan dengan seimbang. Tetapi jika kita terlalu sering menggunakan game untuk melarikan diri dari kenyataan tanpa mencoba menyelesaikan masalah yang sebenarnya, kita justru akan semakin terjebak dalam siklus pelarian yang berulang.  

Pada akhirnya, kehidupan nyata tetap harus dihadapi. Tidak ada game yang bisa benar-benar menggantikan kenyataan. Masalah yang kita hadapi tidak akan selesai hanya dengan bermain game, tetapi dengan keberanian untuk menghadapinya secara langsung. Game bisa menjadi tempat pelarian yang menyelamatkan, tetapi hanya jika kita tahu kapan harus berhenti dan kembali menghadapi dunia nyata.

 

Sumber: