Mengapa Tahi Lalat Bisa Tumbuh di Muka? Penjelasan Menurut Para Ahli
Mengapa Tahi Lalat Bisa Tumbuh di Muka? Penjelasan Menurut Para Ahli--Freepik
RADAR JABAR- Pertumbuhan tahi lalat di muka atau dalam istilah medis dikenal sebagai keratosis pilaris merupakan kondisi kulit yang cukup umum terjadi.
Meskipun sering dianggap mengganggu estetika, kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan tidak menular.
Berikut penjelasan mengapa hal ini bisa terjadi menurut para ahli yang telah kami rangkum dari berbagai sumber, simak ulasannya!
Apa Itu Keratosis Pilaris?
Keratosis pilaris adalah kondisi di mana kulit menjadi kasar dan memiliki bintik-bintik kecil menyerupai "karang" atau "kulit ayam".
Bintik ini biasanya muncul di wajah, lengan atas, paha, atau bokong. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan keratin, yaitu protein yang melindungi kulit dari infeksi dan zat berbahaya.
Ketika keratin menumpuk, pori-pori atau folikel rambut tersumbat sehingga membentuk tonjolan kecil. Dalam beberapa kasus, tonjolan ini juga dapat berwarna merah atau cokelat, tergantung pada warna kulit seseorang.
BACA JUGA:7 Cara Menghilangkan Tahi Lalat dengan Bahan Aman dan Alami
Penyebab Tahi Lalat di Muka Menurut Ahli
Para ahli kulit mengidentifikasi beberapa faktor penyebab utama keratosis pilaris, yaitu:
Faktor Genetik
Keratosis pilaris sering kali diturunkan dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki kondisi ini, risiko Anda untuk mengalaminya juga meningkat.
Produksi Keratin yang Berlebihan
Penumpukan keratin yang berlebihan dapat terjadi akibat respons tubuh terhadap iritasi, kulit kering, atau faktor lain. Namun, penyebab utama produksi keratin berlebihan ini belum sepenuhnya dipahami.
Kulit Kering
Kulit kering merupakan salah satu pemicu utama. Kondisi ini lebih sering terjadi selama musim dingin atau pada orang yang tinggal di lingkungan dengan kelembapan rendah.
Gangguan Hormonal
Perubahan hormon, terutama selama masa pubertas, kehamilan, atau menopause, dapat memicu terjadinya keratosis pilaris.
Penyakit Kulit Lain
Orang dengan riwayat eksim atau dermatitis atopik cenderung lebih rentan mengalami keratosis pilaris.
Gejala dan Ciri-Ciri
Beberapa gejala yang sering dikaitkan dengan keratosis pilaris meliputi:
- Permukaan kulit kasar seperti amplas.
- Bintik-bintik kecil yang terasa menonjol.
- Kulit kering di sekitar area yang terkena.
- Kadang terasa gatal, meskipun jarang menimbulkan rasa sakit.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Meskipun tidak ada obat khusus untuk menghilangkan keratosis pilaris sepenuhnya, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi gejalanya:
Eksfoliasi Ringan
Gunakan scrub atau bahan alami seperti gula untuk membantu mengangkat sel kulit mati dan membuka pori-pori yang tersumbat.
Hidrasi Kulit
Gunakan pelembap yang mengandung bahan seperti urea atau asam laktat untuk melembutkan kulit dan mengurangi penumpukan keratin.
Perawatan Medis
Ahli dermatologi mungkin merekomendasikan krim topikal yang mengandung retinoid atau asam salisilat untuk mengurangi sumbatan pada pori-pori.
Hindari Iritasi Kulit
Gunakan produk perawatan kulit yang lembut dan bebas dari pewangi atau bahan kimia keras.
Pertumbuhan "karang" di muka atau keratosis pilaris adalah kondisi yang umum dan tidak berbahaya. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor genetik, kulit kering, dan hormon memainkan peran penting.
Dengan perawatan yang tepat, gejala keratosis pilaris dapat diminimalkan, sehingga kulit tampak lebih halus dan sehat. Jika kondisi ini terus berlanjut atau semakin parah, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sumber: