Kekeringan di Spanyol Semakin Mengkhawatirkan, Sebagian Besar Wilayah Berubah jadi Gurun

Kekeringan di Spanyol Semakin Mengkhawatirkan, Sebagian Besar Wilayah Berubah jadi Gurun

Kekeringan di Spanyol Semakin Mengkhawatirkan-Ist-

Pengurangan air juga diterapkan pada irigasi tanaman industri. Sementara itu, Dewan Kota Barcelona menghentikan penggunaan air minum untuk mengisi air mancur umum dan membersihkan jalanan. Namun, hingga tahun 2024, situasi kekeringan justru semakin memburuk, menjadikan Spanyol sebagai negara dengan krisis air terparah di Eropa.

Meski penggurunan erat kaitannya dengan perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global, para ahli meyakini bahwa perubahan iklim bukan satu-satunya penyebab. Eksploitasi berlebihan terhadap tanah juga memperburuk dampak penggurunan.

Penggunaan Air Tanah Berlebihan

Spanyol adalah salah satu negara di Uni Eropa yang paling banyak menggunakan lahan untuk pertanian. Pertanian di negara ini memerlukan banyak air, bahkan mencapai 70 hingga 80% dari total penggunaan air di seluruh negeri.

Pada tahun 2020, diperkirakan ada sekitar 3,83 juta hektar lahan pertanian di Spanyol yang menggunakan sistem irigasi, dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya.

Sebagian besar lahan, sekitar 77%, menggunakan sistem irigasi yang efisien, seperti irigasi tetes, yang menghemat air dengan menyalurkannya langsung ke arah tanaman. Namun, sisanya masih menggunakan metode irigasi yang kurang efisien, seperti sprinker atau penyemprot tanaman.

Penggunaan air tanah yang berlebihan untuk irigasi telah menyebabkan sumur-sumur di bawah tanah di Spanyol semakin terkuras, mengakibatkan penurunan drastis dalam lapisan air tanah. Selain itu, penggunaan lahan yang berlebihan, termasuk pembukaan lahan untuk pertanian dan penggembalaan, telah menyebabkan degradasi tanah.

Ketika tanah kehilangan kesuburannya, kemampuannya untuk menahan air juga berkurang. Hal ini berarti bahwa selama periode kekeringan, tanah tidak dapat menyimpan air dengan baik, dan saat hujan turun, air cenderung mengalir begitu saja, sehingga meningkatkan erosi dan merusak tanah lebih lanjut.

Sejak tahun 1960-an, Spanyol mengalami perubahan besar dalam penggunaan lahan pertanian. Lahan yang sebelumnya ditanami tanaman yang membutuhkan sedikit air, seperti zaitun, jeruk, dan anggur, mulai digantikan oleh tanaman yang memerlukan irigasi besar.

Perubahan ini, yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan, justru memperburuk ketergantungan pada air tanah dan mempercepat proses penggurunan. Adapun perubahan iklim semakin memperburuk situasi dengan memperpanjang periode kekeringan di Spanyol dan meningkatkan frekuensi gelombang panas.

BACA JUGA:Pelatih Spanyol Sanjung Lamine Yamal: Kita Melihat Seorang Jenius

BACA JUGA:Ollie Watkins Waspadai Kekuatan Pemain Spanyol

Hujan yang lebih jarang dan intens menyebabkan kondisi di mana tanah tidak dapat menyerap air dengan baik, mengakibatkan banjir pada satu waktu dan kekeringan pada waktu lainnya. Proses ini juga mempercepat penurunan kualitas tanah dan memperburuk penggurunan.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Spanyol dapat mengalami kekeringan yang sepuluh kali lebih parah daripada yang terjadi saat ini jika tidak ada tindakan yang diambil untuk memerangi dampak perubahan iklim.

Untungnya, pemerintah Spanyol sudah mulai melakukan upaya penyembuhan dan pencegahan yang lebih luas terhadap penggurunan wilayahnya. Spanyol telah menginvestasikan dana besar dalam modernisasi sistem irigasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air.

Selain itu, Spanyol juga mulai memanfaatkan air daur ulang untuk irigasi pertanian. Langkah ini mengurangi ketergantungan pada sumber air tawar yang terbatas dan membantu menjaga pasokan air untuk daerah-daerah yang mengalami kekurangan air, terutama di wilayah pesisir seperti Andalusia dan Almeria.

Sumber: