2 Penyebab Utama Produk Lokal Indonesia Kalah Saing dengan Produk Asing

2 Penyebab Utama Produk Lokal Indonesia Kalah Saing dengan Produk Asing

Penyebab Produk Lokal Indonesia Kalah Saing-Ist-

Menurut kami, slogan untuk mencintai produk-produk Indonesia juga tidak cukup, karena jika produk lokalnya tidak berkualitas, itu sama saja tidak ada artinya. Dari perspektif saya sebagai konsumen, ada banyak produk asal Indonesia yang hanya mengandalkan status "dukung produk lokal" agar masyarakat membeli karena ikatan emosional semata.

Mungkin ini juga menjadi alasan mengapa banyak produk lokal di Indonesia hanya bisa menjadi alternatif, tetapi tidak bisa menggantikan produk asing secara penuh. Ini karena masih banyak produk lokal yang kualitasnya belum dapat sepenuhnya menggantikan produk dari luar negeri.

BACA JUGA:8 Rekomendasi Brand Skincare Lokal Terbaik dan Viral yang Harus Kamu Coba, Nomor 2 Paling Favorit

BACA JUGA:8 Rekomendasi Kuliner Abu Dhabi dengan Hidangan Lokal yang Unik dan Lezat!

Oleh karena itu, ketika ada seruan boikot seperti yang terjadi kemarin, kita tidak bisa melakukannya secara masif karena banyak masyarakat merasa tidak ada alternatif lain selain produk-produk tersebut yang dikaitkan dengan Israel dan Amerika.

Kami yakin bahwa menciptakan produk inovatif tentu tidak mudah, apalagi di Indonesia masih banyak tantangan bagi produsen untuk menciptakan inovasi, mulai dari minat konsumen yang kurang sesuai, biaya riset yang tidak murah, dan lain-lain.

Namun, menurut saya, produk lokal tidak harus langsung menciptakan inovasi yang revolusioner. Langkah sederhana seperti tidak meniru desain produk dari luar saja sudah merupakan langkah yang baik.

Sebab, yang membuat produk lokal kita kalah bersaing adalah karena produk kita masih terlalu banyak bergantung pada model produk lain. Jika ingin menciptakan inovasi yang mendunia, kita harus berani menjadi yang pertama atau berbeda.

Selain itu, jika ingin membuat suatu inovasi, harus diiringi dengan kualitas yang mendukung, bukan hanya mengandalkan status "produk lokal" untuk menarik masyarakat membeli karena ikatan emosional.

Dari sisi konsumen pun, harus ada kesadaran untuk mendukung produk-produk lokal, agar suatu saat kita tidak terlalu bergantung pada banyak produk dari luar negeri.

Sumber: