Jerman Imbau Peningkatan Upaya Internasional untuk Menghentikan Epidemi AIDS
Ilustrasi pita merah yang merupakan simbol kesadaran penyakit AIDS--Freepik
RADAR JABAR - Jerman menyerukan peningkatan upaya internasional untuk memerangi epidemi AIDS, yang disebabkan oleh virus HIV, pada hari Senin (22/7). Dalam pidato pembukaan Konferensi AIDS Dunia ke-25 di Munich, Kanselir Olaf Scholz mengajak komunitas global untuk bekerja sama mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.
"Meski kita mencatat kemajuan, perjalanan masih panjang. Satu orang meninggal akibat AIDS setiap menit, satu orang setiap menit. Ini harus kita ubah," kata Scholz. Ia juga mendesak negara-negara donor untuk memberikan lebih banyak dukungan finansial, menurut laporan media Jerman Aerzteblatt.
BACA JUGA:Deklarasi Faksi Palestina Desak Penghentian Segera Pengepungan Terhadap Rakyat Palestina
Scholz menekankan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membutuhkan lebih banyak dukungan internasional. Ia juga menegaskan bahwa strategi komprehensif melawan HIV dan AIDS harus fokus pada penelitian baru, pencegahan yang lebih baik, edukasi dan informasi kepada pasien, serta perjuangan melawan diskriminasi.
Konferensi di Munich ini merupakan pertemuan terbesar ilmuwan dunia yang berfokus pada virus AIDS, dengan lebih dari 100.000 peserta yang hadir. Atas undangan International AIDS Society (IAS), para dokter, pakar kesehatan, dan aktivis dari lebih dari 175 negara akan membahas cara-cara untuk membendung HIV dan AIDS.
BACA JUGA:Jerman Tegaskan Tak Dukung Kebijakan Pendudukan Israel
Ini adalah pertama kalinya pertemuan serupa diadakan di Jerman sejak 1993 di Berlin. Meskipun jumlah kematian akibat AIDS telah berkurang sepertiga sejak 2004, sekitar 2 juta kematian masih tercatat di seluruh dunia. Menurut data dari Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS), saat ini satu orang meninggal setiap menit karena virus tersebut.
Infeksi AIDS kembali meningkat, terutama di Eropa Timur, sementara di Afrika, angkanya tetap tinggi meski ada banyak kemajuan dalam pemberantasan HIV di benua tersebut. Menurut UNAIDS, hampir 40 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus itu pada tahun 2022, dengan sekitar 9,2 juta di antaranya tidak mendapatkan perawatan yang memadai.*
Sumber: antara