5 Dampak Yang Akan Terjadi Jika Emas jadi Alat Tukar Resmi Gantikan Uang
Jika Emas jadi Alat Tukar Resmi Gantikan Uang-Unsplash/Zlataky.zs-
Emas juga digunakan sebagai alat tukar untuk mengurangi fluktuasi dalam transaksi internasional, karena nilai emas diakui secara global.
2. Lebih Tidak Praktis
Di sisi lain, meskipun emas memiliki nilai yang stabil, penggunaannya dalam transaksi sehari-hari tidaklah praktis. Untuk mengetahui nilai emas, kita harus mengukur jenis dan kadar emasnya, serta membaginya ke ukuran yang tepat agar nilainya setara dengan barang atau jasa yang ingin dibeli.
Proses ini memerlukan waktu dan tenaga ekstra karena kita perlu memeriksa kualitas emas secara mendetail. Sebaliknya, saat ini memeriksa keaslian uang fiat jauh lebih mudah.
Selain itu, jika Anda ingin melakukan transaksi dalam jumlah besar, Anda harus membawa emas dalam jumlah yang besar pula, yang tentunya menimbulkan risiko keamanan.
nda juga memerlukan brankas yang aman untuk menyimpan emas, baik di bank maupun di rumah, dan membeli brankas ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bahkan untuk transaksi kecil, Anda harus membagi emas menjadi bagian-bagian kecil dengan nilai setara, yang tentu saja merepotkan.
3. Deflasi
Penggunaan emas sebagai alat tukar menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada yang setuju, tetapi ada juga yang tidak setuju karena prosesnya menjadi lebih rumit. Salah satu dampak potensial dari penggunaan emas sebagai alat tukar adalah terjadinya deflasi.
Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Hal ini bisa terjadi karena jumlah emas terbatas, sehingga suplai emas yang beredar tidak dapat mengimbangi jumlah produk yang tersedia, menyebabkan harga barang-barang turun secara perlahan.
Masalahnya, penurunan harga barang mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan. Ketika keuntungan perusahaan menurun, perusahaan mungkin akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk efisiensi, yang berujung pada peningkatan pengangguran.
BACA JUGA:Kejaksaan Agung Sita Aset 6 Tersangka Korupsi Komoditas Emas Seberat 109 Ton
Selain itu, jika emas menjadi alat transaksi utama, kemungkinan akan ada investasi besar-besaran di sektor pertambangan emas. Negara-negara dengan cadangan emas besar akan mengalami peningkatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi karena industri pertambangan menarik investasi asing langsung (foreign direct investment). Hal ini dapat meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat posisi keuangan negara.
Selain itu, negara juga dapat memperoleh keuntungan dari pendapatan pajak dan dividen dari perusahaan tambang. Bahkan, bisa mendapatkan keuntungan tambahan dari terciptanya lapangan pekerjaan baru. Namun, di sisi lain, penggunaan emas sebagai alat tukar dapat memengaruhi bank sentral. Emas dapat membatasi kemampuan bank sentral untuk menerapkan kebijakan moneter yang fleksibel.
4. Ketimpangan Sosial
Jika terjadi krisis ekonomi, bank sentral biasanya menggunakan kebijakan moneter untuk merangsang ekonomi, yang tidak mungkin dilakukan jika negara terikat pada standar emas. Transisi dari uang fiat ke emas sebagai alat tukar juga dapat memperburuk ketimpangan ekonomi.
Negara-negara yang sudah memiliki banyak cadangan emas, seperti Kongo, akan semakin kaya karena memiliki kekuatan beli yang lebih besar dan modal lebih banyak untuk berinvestasi di pasar emas. Sebaliknya, orang yang kurang mampu akan semakin sulit mengakses pasar emas, yang dapat memperdalam kesenjangan sosial antara yang kaya dan yang miskin.
Jika ingin mengurangi kesenjangan tersebut, permintaan emas akan meningkat, yang memerlukan lebih banyak penambangan emas. Hal ini berisiko merusak lingkungan. Meskipun ada regulasi dan penanggulangan yang dapat mengurangi dampak tersebut, kami pribadi ragu bahwa semua negara akan mampu dan bersedia menerapkan hal ini dengan tanggung jawab. Kepentingan individu yang serakah bisa menjadi penghalang utama.
5. Masyarakat Lebih Tertarik Pada Transaksi Digital
Menurut kami, transisi dari uang fiat ke emas sangat sulit dilakukan. Penggunaan emas sebagai alat tukar memang bisa memberikan keuntungan, tetapi juga dapat membawa kerugian besar. Di satu sisi, emas bisa menjadi alat transaksi yang lebih stabil dibandingkan dengan uang fiat, terutama rupiah, yang setiap tahunnya tertekan oleh inflasi. Emas, dengan pasokan yang terbatas, cenderung mempertahankan nilainya dalam jangka panjang.
Sumber: