Mencermati Filosofi Back to School

Mencermati Filosofi Back to School

Hj. Siti Muntamah Oded, S.AP--

 

Kedua, Persepsi tentang Sekolah

 

Semoga kita semua bisa clear dengan pemahaman bahwa pendidikan tidak berarti sama dengan sekolah. Artinya, sekolah itu hanya bagian dari pendidikan. Artinya, dari sekian banyak sekolah yang ada sebagai sebuah lembaga pendidikan, kita harus sama-sama mengingat dan meyakini ulang bahwa lingkungan rumah kita adalah lembaga pendidikan. Keluarga kita sebagai satuan masyarakat terkecil, itu adalah lembaga pendidikan. Jadi, anak-anak kita sudah mengawali aktivitas belajar mulai dari rumahnya masing-masing. Lebih jauh lagi, hal ini mari kita tafsirkan dengan arif, bahwa di balik lembaga pendidikan yang kita pilih sebagai tempat anak-anak kita bersekolah, terdapat lembaga pendidikan yang pertama dan utama, yakni kita sendiri sebagai orang tua.

 

Oleh karenanya, mari kita sepakati, bahwa kita tidak bisa menyerahkan seutuhnya kepada pihak sekolah untuk seluruh target capain yang harus dikuasai atau diampu oleh anak-anak kita. Mereka punya hak atas nasihat dan pembekalan dari kita para orang tuanya.

 

Ketiga, Persespi tentang Sekolah Favorit

 

Ayah Bunda hebat di mana saja berada. Sangat penting bagi kita untuk berpikir lebih terbuka kaitannya dengan sekolah favorit. Jangan sampai di antara kita sebagai orang tua, menafsirkan bahwa sekolah favorit adalah segala-galanya, sehingga kita “memaksakan diri” untuk menembusnya karena dianggap terbaik dan dianggap seolah-olah sekolah lain tidak bereputasi. Lalu di saat yang sama, kita beranggapan bahwa sekolah selain sekolah favorit bukanlah solusi untuk dipilih. Mari kita yakini bersama, bahwa proses belajar seorang anak juga akan disokong oleh faktor pemahaman dirinya tentang pentingnya belajar. Artinya, bagi anak yang sudah terbekali pola pikir tentang pentingnya belajar, mereka tidak akan selalu tergantung pada lingkungan, namun justru mereka bisa lebih beradaptasi dengan kondisi yang ada. Mengapa? Karena secara jalan pikiran, mereka akan bisa objektif memandang sekeliling. Bahwa mereka sedang berjuang memenuhi orientasi sebagai pembelajar.

 

Demikian Ayah Bunda yang dirahmati Allah. Semoga setiap ikhtiar yang kita tempuh adalah jalan juang kita menuju keutuha dan kekokohan keluarga, di mana lebih jauh dapat membantu tegaknya negara dengan kondisi anak-anak kita terdidik dan tercerahkan dengan kearifan dan ilmu pengetahuan.

 

Salam hangat, salam penuh cinta, salam pendidikan, untuk Ayah Bunda dan Ananda semua.

Sumber: