Charles Darwin Ternyata Tidak Pernah Bilang Manusia dari Kera, Simak Kisah Hidupnya

Charles Darwin Ternyata Tidak Pernah Bilang Manusia dari Kera, Simak Kisah Hidupnya

Charles Darwin Ternyata Tidak Pernah Bilang Manusia dari Kera-Ist/RJ-

Teori kontroversial tentang asal-usul makhluk hidup muncul dari hasil pengamatan Darwin terhadap kehidupan berbagai jenis burung finch di Kepulauan Galapagos.

Dari hasil pengamatannya itu, Darwin berpendapat bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang pernah hidup di masa lalu, dan semua evolusi yang pernah terjadi diakibatkan oleh seleksi alam.

Seleksi alam dalam teori Darwin mengandung arti bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama-kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya, yang berarti hanya makhluk yang kuat yang mampu bertahan hidup.

Teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada dasarnya mengacu pada dua kata kunci, yaitu evolusi dan seleksi alam. Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan spesies baru.

Sementara itu, seleksi alam berarti hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan organisme yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dalam teori Darwin. Bahkan, memang benar bahwa, misalnya, jerapah memiliki leher yang panjang agar bisa memakan dedaunan di pohon yang tinggi, sedangkan hewan lain yang tidak mampu memakan daun di atas pohon akan mati karena kekurangan makanan. Jerapah tetap hidup karena postur tubuhnya mendukung untuk mencari makan.

Namun, ketika pada tahun 1871 Darwin menerbitkan buku keduanya yang berjudul "The Descent of Man," di mana dia secara eksplisit memperluas teori seleksi alamnya ke asal-usul spesies manusia, kontroversi semakin memuncak. Dalam buku ini, berdasarkan kesamaan antara manusia dan kera antropoid, Darwin berpendapat bahwa manusia dan kera adalah sepupu yang turun dari nenek moyang yang sama.

Pendapat ini menimbulkan penolakan dari beberapa ilmuwan lainnya. Mereka tidak sependapat dengan Darwin, terutama karena pada waktu itu tidak ada bukti arkeologis yang bisa menguatkan pendapatnya.

BACA JUGA:Sejarah Asal-Usul Suku Sunda Dari Catatan Sejarah dan Berbagai Teori

Berdasarkan teori Darwin, beberapa penemuan fosil manusia purba yang mirip kera atau gorila ditemukan di berbagai tempat, salah satunya di Indonesia. Misalnya, Pithecanthropus erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Trinil, Jawa Timur. Kerangka ini bentuknya sangat aneh, tidak mirip manusia, namun juga tidak sepenuhnya mirip dengan hewan lainnya.

Kemudian, ada sekitar enam temuan fosil manusia purba di tempat lainnya di Indonesia dengan bentuk yang berbeda-beda. Dari hasil temuannya ini, para ilmuwan ingin membuktikan bahwa apa yang dikatakan Darwin adalah benar, bahwa manusia adalah hasil akhir dari evolusi kera. Bahkan, temuan-temuan kerangka manusia purba ini pernah dimasukkan dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia.

Di dalam bukunya, Darwin sering menghubungkan antara binatang satu dengan binatang lainnya. Misalnya, hewan-hewan yang ada di udara seperti spesies burung dianggap berasal dari hewan-hewan di daratan.

Darwin mencari burung yang mirip dengan hewan darat dan menghubung-hubungkannya. Kebanyakan hewan-hewan seperti kadal di buku tersebut diberikan gambaran bagaimana nantinya kadal ini berevolusi sehingga keluar sepasang sayap dan dapat terbang, menjadikannya burung.

Kadal ini digambarkan berasal dari hewan air, seekor ikan, yang rontok sisiknya dan kemudian muncul keempat kakinya serta keluar dari air, menjadi hewan kadal.

Darwin juga berkesimpulan bahwa beberapa komponen di alam semesta tidak memiliki asalnya, di antaranya adalah tanah, api, dan air.

Sumber: