10 Cara Menjaga Kewarasan Seorang Ibu Saat Anak Mengalami GTM

10 Cara Menjaga Kewarasan Seorang Ibu Saat Anak Mengalami GTM

Ilustrasi Cara Menjaga Kewarasan Seorang Ibu Saat Anak Mengalami GTM--iStockphoto

Radar Jabar - Menghadapi anak yang mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM) adalah tantangan yang sering membuat para ibu merasa kewalahan. Kondisi ini, di mana anak menolak makan, dapat menyebabkan stres dan frustasi bagi ibu yang khawatir akan kesehatan dan pertumbuhan anaknya. Bagaimana seorang ibu bisa menjaga kewarasan dalam situasi seperti ini? Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu.

1. Memahami Penyebab GTM

Langkah pertama yang penting adalah memahami penyebab anak melakukan GTM. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari masalah kesehatan seperti tumbuh gigi atau gangguan pencernaan, hingga faktor psikologis seperti bosan dengan menu yang monoton atau mencari perhatian. Dengan mengetahui penyebabnya, ibu bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut.

2. Tetap Tenang dan Sabar

Ketika anak menolak makan, sangat penting bagi ibu untuk tetap tenang dan sabar. Reaksi marah atau frustrasi hanya akan memperburuk situasi. Cobalah untuk melihat GTM sebagai fase sementara yang akan berlalu. Dengan sikap tenang, ibu bisa lebih fokus mencari solusi yang efektif.

BACA JUGA:Pentingnya Memahami Ilmu Parenting Bagi Orang Tua Serta Cara Mengimplementasikannya

3. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan

Anak-anak cenderung lebih mudah menerima makanan dalam suasana yang menyenangkan. Cobalah untuk membuat waktu makan menjadi saat yang menyenangkan bagi anak. Libatkan anak dalam persiapan makanan, seperti membiarkan mereka memilih menu atau membantu menyiapkan bahan-bahan sederhana. Selain itu, sajikan makanan dengan cara yang menarik dan berwarna-warni untuk menarik minat mereka.

4. Hindari Pemaksaan

Memaksa anak untuk makan hanya akan membuat mereka semakin enggan. Sebaliknya, berikan mereka pilihan dan kebebasan untuk makan sesuai keinginan mereka. Berikan porsi kecil dan biarkan mereka minta tambah jika masih lapar. Ingat, tujuan utama adalah membuat anak merasa nyaman dan tidak tertekan saat makan.

5. Konsultasi dengan Ahli

Jika GTM berlangsung cukup lama dan mempengaruhi kesehatan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter anak. Mereka bisa memberikan panduan dan solusi yang sesuai dengan kondisi anak. Terkadang, bantuan profesional sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks.

6. Jaga Kesehatan Mental Ibu

Mengurus anak yang GTM bisa sangat menguras energi dan emosi. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk menjaga kesehatan mentalnya. Luangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan aktivitas yang disukai, atau sekadar beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Berbagi cerita dengan pasangan atau teman dekat juga bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi stres.

7. Temukan Dukungan

Bergabung dengan komunitas atau kelompok dukungan bagi orang tua yang menghadapi masalah serupa bisa sangat membantu. Mendapatkan dukungan dan mendengar pengalaman orang lain bisa memberikan perspektif baru dan strategi tambahan dalam menghadapi GTM. Selain itu, ibu tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi tantangan ini.

8. Perhatikan Pola Makan Keluarga

Anak sering kali meniru kebiasaan orang tua. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk menerapkan pola makan yang sehat dan teratur. Makan bersama di meja makan, tanpa gangguan gadget atau televisi, bisa membantu anak belajar menikmati waktu makan sebagai momen yang berharga bersama keluarga.

9. Kreatif dalam Menyajikan Makanan

Jika anak bosan dengan menu yang itu-itu saja, cobalah untuk lebih kreatif dalam menyajikan makanan. Buat variasi dalam bentuk dan rasa makanan, atau kombinasikan bahan makanan yang disukai anak dengan yang lebih bergizi. Misalnya, membuat smoothie dari buah-buahan segar atau memasak sayuran dalam bentuk yang menarik.

BACA JUGA:5 Cara Menerapkan Active Listening Parenting Pada Anak

10. Bersikap Fleksibel

Fleksibilitas adalah kunci dalam menghadapi anak yang GTM. Jangan terpaku pada jadwal makan yang kaku atau aturan yang terlalu ketat. Biarkan anak makan sesuai kebutuhan dan keinginannya, tetapi tetap dalam batasan yang sehat. Fleksibilitas ini akan membuat anak merasa lebih bebas dan tidak tertekan.

Sumber: