Penjelasan Adanya Gen Gay Sejak Lahir dalam Islam, LGBT Tetap Boleh Dinormalisasi?

Penjelasan Adanya Gen Gay Sejak Lahir dalam Islam, LGBT Tetap Boleh Dinormalisasi?

Penjelasan Adanya Gen Gay Sejak Lahir dalam Islam-Ilustrasi: Unsplash-

RADAR JABAR - Mungkin di antara Anda ada yang sudah mengetahui bahwa pemahaman LGBT dapat diterima oleh banyak orang disebabkan oleh adanya sebuah doktrin bahwa lesbian, gay, biseksual merupakan kondisi yang sudah tertanam sejak lahir.

Pemahaman tersebut tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT hanya menciptakan laki-laki dan perempuan dari bangsa manusia. Lalu, bagaimana pendapat ulama terhadap orang-orang yang meyakini bahwa LGBT adalah bawaan dari lahir?

Isu normalisasi hubungan sesama jenis atau yang biasa kita sebut dengan LGBT adalah isu yang terus-menerus menuai pro kontra, bukan hanya dari kalangan masyarakat Indonesia, namun dari banyak kalangan di dunia ini.

Meski demikian, beberapa tahun sebelumnya, sebagian besar negara Barat justru telah melegalkan warganya untuk menjalin hubungan sesama jenis hingga ke jenjang pernikahan.

Sejarah Normalisasi LGBT

Menurut data Pew Research yang dirilis pada Juni 2023, setidaknya ada 30 negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Negara Belanda menjadi yang paling awal melegalkannya sejak tahun 2001, kemudian Belgia pada tahun 2003, Spanyol pada tahun 2005, dan kemudian di tahun 2006 hingga 2022, 25 negara Barat lainnya mengikutinya. Pada tahun 2023, negara Andorra juga turut menerapkan kebijakan yang sama.

BACA JUGA:Daniel Mananta Jelaskan Maksud 'Woke Agenda' yang Ada di Sekolah Pendukung LGBT

Meskipun terdengar menyedihkan, begitulah dunia Barat. Mereka selalu menganggap kebijakan-kebijakan mereka dilandaskan pada hak asasi manusia, hak kesetaraan, hak privasi, dan banyak lagi hak-hak yang mereka kampanyekan. Namun, sebenarnya, hak hawa nafsu manusia lah yang dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan.

Bagaimana tidak, dalam beberapa kepercayaan atau agama secara umum, mengajarkan bahwa LGBT adalah perilaku yang tidak dibenarkan.

Ditambah lagi, dalam kitab-kitab agama selain Islam, berlaku cerita LGBT dikisahkan dengan kaum Sodom dan Gomorah yang jelas-jelas mendapat azab karena menyukai sesama jenis.

Namun, jika ditelusuri, perubahan kepercayaan orang-orang Barat dari mengutuk lalu beralih menormalkan perilaku Sodom dipelopori oleh Karl Heinrich Ulrich.

Karl dulunya adalah seorang pegawai negeri di Jerman yang dipaksa untuk mengundurkan diri pada tahun 1854 karena homoseksualitasnya. Sejak saat itu, Karl terus menyuarakan identitas gendernya dan menerbitkan 12 jilid karya tentang seksualitas.

Puncaknya pada tahun 1867, Karl mendesak pemerintah Jerman untuk mencabut undang-undang anti homoseksual. Sehingga, para kaum LGBT saat ini memandang Karl sebagai pelopor mereka.

Apakah Gen Gay Itu Ada?

Lagi-lagi, di mana ada pro, di situ ada kontra. Selama beberapa dekade, Karl dan para aktivis LGBT menyuarakan komunitas mereka. Ada banyak teori atau doktrin yang muncul untuk membuat LGBT diterima oleh masyarakat luas. Salah satunya, kaum LGBT mengaku bahwa lesbian, gay, biseksual yang terlihat dari diri mereka adalah gen yang sudah ada sejak lahir.

Sumber: