Mengenal Lebih Jauh Penyakit Jantung Koroner, Gejala, dan Metode Pengobatannya

Mengenal Lebih Jauh Penyakit Jantung Koroner, Gejala, dan Metode Pengobatannya

Mengenal Lebih Jauh Penyakit Jantung Koroner-Ilustrasi/Pixabay-

Orang yang merokok secara teratur juga berisiko tinggi, demikian juga dengan mereka yang kelebihan berat badan, yang biasanya ditandai dengan lingkar pinggang di atas 90 cm untuk pria dan di atas 80 cm untuk wanita.

Penyakit jantung koroner tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Serangan jantung terjadi tiba-tiba, tetapi penyakit jantung koroner telah ada dalam tubuh sejak lama tanpa gejala yang terasa.

Oleh karena itu, sangat disayangkan bahwa hal ini sering kali tidak terdeteksi sebelum terjadi serangan jantung. Seharusnya, penyakit jantung koroner dapat dideteksi lebih awal melalui pemeriksaan rutin, tanpa harus menunggu terjadinya serangan jantung.

Metode Pemeriksaan Jantung

Pada pemeriksaan jantung, kita harus memperhatikan faktor risiko yang dimiliki oleh pasien. Misalnya, jika seseorang berusia di atas 45 tahun dan memiliki faktor risiko seperti diabetes dengan kadar gula darah yang tinggi, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan, seperti tes stres atau echocardiography.

BACA JUGA:10 Manfaat Olahraga Lompat Tali, Salah Satunya Meningkatkan Kesehatan Jantung

Hal ini tidak hanya untuk mendeteksi penyakit jantung koroner, tetapi juga untuk mencegah komplikasi lain yang mungkin timbul akibat tekanan darah tinggi, seperti penebalan dinding jantung. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan yang tepat sesuai dengan kondisi individu setiap pasien.

Karena itulah, tidak jarang orang merasa heran ketika mereka sudah melakukan pemeriksaan kesehatan, namun masih mengalami serangan jantung. Hal ini mungkin terjadi karena pemeriksaan yang dilakukan bersifat umum atau hanya cek jantung yang tidak mendalam.

Pemeriksaan tersebut belum tentu sesuai dengan kondisi personal masing-masing pasien. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk jujur kepada dokter mengenai keluhan, masalah, dan kekhawatiran yang mereka miliki sebelumnya, serta faktor risiko apa saja yang dimilikinya.

Ketika dokter banyak bertanya, hal itu tidak boleh dianggap sebagai kecerewetan, tetapi sebagai upaya untuk memahami faktor risiko yang mungkin belum terungkap. Hal ini sangat penting untuk menentukan risiko penyakit jantung koroner sebelum terjadinya serangan jantung. Setiap orang memiliki risiko personal yang berbeda-beda, sehingga tidak semua jenis pemeriksaan diperlukan bagi setiap individu.

Dalam hal pemeriksaan penyakit jantung koroner, penting untuk memilih pemeriksaan yang memberikan manfaat terbesar bagi pasien dan paling akurat sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Terkadang, pemeriksaan yang sederhana dapat lebih bernilai daripada yang mahal. Sebagai contoh, pemeriksaan EKG dapat memberikan informasi mengenai irama jantung dan gangguannya secara standar. Namun, terkadang diperlukan pemeriksaan tambahan seperti tes treadmill untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.

BACA JUGA:7 Manfaat Kafein untuk Kesehatan, Baik untuk Jantung dan Penderita Diabetes

Terdapat situasi di mana pemeriksaan yang lebih maju, seperti CT scan, dapat digunakan. Namun, perlu diingat bahwa CT scan tidak dapat memeriksa irama jantung. Oleh karena itu, tujuan dari setiap jenis pemeriksaan harus didiskusikan kembali, sesuai dengan kebutuhan individu.

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang dapat dicegah, dengan faktor risiko yang jelas. Beberapa orang mungkin tidak menganggap penting faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, namun sebenarnya tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah jantung akibat plak.

Ada kesalahpahaman bahwa pembuluh darah itu selalu mulus. Sebenarnya, kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, karena dapat menumpuk di antara lapisan-lapisan pembuluh darah tersebut, menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan serangan jantung di masa mendatang. Selain kolesterol, ada faktor lain yang turut berperan, seperti merokok atau diabetes.

Sumber: